Mohon tunggu...
bob bob
bob bob Mohon Tunggu... -

only a guy

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Meningkatkan Ekonomi Petani

7 Maret 2010   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang seperti ini sudah ada sejak zaman Majapahit.....

"Saya hanya petani", kata inilah yang selalu kita dengar dari jawaban seorang petani tentang profesinya. Kata 'hanya" adalah menunjukkan kesederhanaan para petani Indonesia umumnya, kesahajaan berfikir atau kesederhanaan hidupnya dicitrakan dengan kata hanya itu. Sederhana identik dengan miskin, mungkin itulah pandangan bangsa ini terhadap kehidupan para petani sehingga profesi petani dianggap pilihan yang terpaksa karena tidak ada pilihan lain untuk menunjang kehidupannya.

Indonesia termasuk dalam wilayah tropis yang mempunyai kelembaban udara yang cukup tinggi sehingga dari alamnya memang sudah cocok untuk industri permesinan dengan tehnologi tinggi untuk menunjang mekanisasi pertanian. Seperti sudah diciptakan keadaan itu, Indonesia mempunyai lahan pertanian yang cukup luas yang memerlukan tehnologi pengolahan yang lebih efisien untuk mendapatkan produksi pertanian yang dapat membawa kesejahteraan. Negara lain yang mempunyai kemampuan industrinya untuk menciptakan alat pertanian jika terjadi sinergi pemanfaatan, sangat mungkin kehidupan para petani indonesia mampu terangkat tingkat sosial ekonominya.

Hanya angan2 petani negeri ini ...?

Bidang otomotif di Indonesia masih bertumpu pada kebutuhan transportasi dan gengsi yang tidak produktif sedang untuk penyediaan supporting peningkatan produksi pertanian masih jauh dari perhatian karena melihat pangsa yang tidak prospektif. Inovasi dengan melakukan modifikasi alat telah banyak dilakukan oleh orang2 yang tertarik dalam bidang supporting tools pertanian, sayangnya pihak berwenang hanya berfokus pada kelengkapan surat sehingga sering alat2 yang dapat membantu para petani melakukan efisiensi justru menjadi masalah.

Terutama untuk produksi bahan kebutuhan pangan pokok seperti beras, lahan pertanian yang begitu luas hanya mencapai target swasembada saja sudah merupakan kebanggaan, artinya kemampuan pengolahan lahan hanya untuk kebutuhan sendiri adalah sebuah prestasi bagi pemerintah. Bendungan dan irigasi tehnis sudah dibangun dimana-mana, namun pengalihan lahan pertanian irigasi tehnis itu juga tak kurang banyaknya karena dianggap tidak menguntungkan. Terlebih dengan tidak tertibnya reboisasi, padahal pemerintah sudah melakukan pungutan iuran hasil hutan telah pula banyak menimbulkan kerusakan lahan pertanian produktif.

Untuk tanaman holtikultura, sudah banyak menggunakan peralatan modern

Jika kita melihat pengalaman krisis moneter yang lalu, sektor pertanian dan perkebunan justru menangguk keuntungan yang luar biasa dari selisih kurs, sebaliknya sektor industri yang kebanyakan bahan bakunya masih import menjadi beban yang tercermin dari penjaminan perbankan pemerintah yang  sebagian besar adalah beban dari sektor industri, setiap tahunnya menggerus APBN dengan nilai cukup besar setara 2 kali anggaran pertahanan negeri ini.

Sektor perkebunan atau tanaman diluar padi, belakangan ini mulai menjadi produk yang mendatangkan penghasilan yang cukup besar. Tumbuhnya industri pengolahan hasil pertanian seperti pabrik tapioka seiring dengan kebutuhan dunia baik untuk produk makanan maupun kebutuhan lainnya setdak2nya telah mengurangi banyak lahan pertanian yang selama ini terlantar. Lahan tanah kering itu, dengan bantuan mekanisasi pertanian telah menciptakan lapangan kerja yang tidak sedikit. Belum banyak investor yang terjun dalam sektor pertanian ini, padahal melihat tingkat keamanan dari gejolak moneter, sektor ini adalah sektor yang paling aman.

Dunia masih kekurangan pasokan dari tanaman singkong ini....

Kekurangan pasokan bahan baku industri tapioka misalnya, bahwa sesungguhnya belum ada sinergi secara baik antara industriawan dan petani produsen.  Ada satu sikap petani indonesia yang tidak mau mengikuti permintaan pasar. Untuk industri tapioka yang membutuhkan bahan baku mentahan dan petani hanya bersedia menyediakan seperti yang diinginkan oleh industri tapioka itu. Padahal, permintaan pelet gaplek untuk memenuhi industri yang ada dinegara lain jauh lebih besar lagi. Jika para petani itu mempunyai jiwa inteprenur yang cukup baik, pengolahan singkong menjadi pelet gaplek akan mempunyai added value cukup lumayan besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun