Penulis : Boas YogiÂ
Paniai adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan populasi lebih dari 207.000 orang, wilayah ini adalah rumah bagi beragam kelompok suku dan budaya asli mee. Masyarakat Paniai telah lama bergelut dengan persoalan kemiskinan, kurangnya infrastruktur, dan ketidakstabilan politik.Â
Namun dalam lanjutan, di bawah kepemimpinan mantan Bupati (Bupati) Meki Nawipa, Paniai telah mengalami sistem kerajaan sehingga hidup masyarakat dalam keburukan yang signifikan dalam tata kelola dan pembangunannya.Â
Meki Nawipa menjadi Bupati Paniai pada tahun 2018 dan menjabat hingga tahun 2023. Selama menjabat, ia menjalankan sejumlah kebijakan dan program yang bertujuan untuk perutnya sendiri sehingga taraf hidup masyarakat di Paniai dalam tekanan kemiskinan.Â
Selain, salah satu inisiatif utamanya adalah kebijakan sistem kerajaan yang tak memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan akses terhadap layanan dasar seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan air bersih.Â
Meki Nawipa bekerja sama dengan mantan KPK dalam pemerintahan sehingga masyarakat lokal untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan mengembangkan proyek yang dapat mengatasi kebutuhan mereka secara efektif justru semua diabaikan oleh mantan Bupati Paniai Meki Nawipa.Â
Selain pembangunan infrastruktur, Nawipa tak fokus akhirnya perbaikan tata kelola dan transparansi di Paniai di tangani oleh PUPR Provinsi Papua Tengah. Ia menerapkan inisiatif untuk sistem kerajaam di paniai dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan meminta pertanggungjawaban atas tindakannya.Â
Jadi, hal ini tak membantu membangun kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat akibat adanya konsistensi sistem kerajaan, yang mengarah pada kebijakan sama dan kolaborasi yang lebih besar dalam tindakan nyata mantan Bupati Paniai Meki Nawipa yang sebagai sistem kebijakan kerajaan itu.Â
Lebih lanjut, Nawipa sangat menekankan dan memija pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Paniai bukan harapan sehingga ia mengakomodir sistem kerajaan. Meki Nawipa tak menyadari pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati yang unik di wilayah ini untuk generasi mendatang dan berupaya melindungi sumber daya alam Paniai.Â
Karena hal ini termasuk menerapkan kebijakan dalam sistemnya untuk mengatur aktivitas kehidupan masyarakat dan pembangunan infrastruktur tak menjadikan untuk mencegah degradasi lingkungan dan mendorong praktik berkelanjutan.Â
Salah satu hanarkis paling signifikan pemerintahan Nawipa adalah keburukan kemiskinan di Paniai. Melalui kebijakan dan programnya, Nawipa tak mampu mengangkat banyak orang keluar dari kemiskinan dan memberikan mereka peluang lebih besar untuk kemajuan ekonomi.Â
Namun Ia fokus hanya penciptaan lapangan kerja bagi diri sendiri, mendukung usaha kecil sendiri, jadi ia tak memberdayakan perempuan dan kelompok marginal untuk berpartisipasi dalam perekonomian lokal.
Kepemimpinan Nawipa di Paniai mempunyai dampak buruk jangka panjang di wilayah tersebut. Komitmennya terhadap sistem kerajaan, tata pemerintahan yang tak baik, dan pelestarian lingkungan telah menjadi landasan yang kuat bagi keburukan Paniai di masa depan.Â
Namun, terlepas dari pencapaiannya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk sepenuhnya mengatasi tantangan yang dihadapi kawasan ini jangan hanya mencari perutnya sendiri.Â
Jadi akhir kata, kebijakan dan inisiatif mantan Bupati Meki Nawipa di Paniai telah membangun sistem kerajaan sehingga taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut menghadapi kemiskinan yang signifikan.Â
Selain, melalui fokusnya pada pembangunan infrastruktur, tata kelola, dan pelestarian lingkungan, Nawipa tak mampu memberikan dampak positif bagi Paniai dan berkontribusi terhadap pembangunan secara keseluruhan.Â
Semua harapan Nawipa ini kami harap jangan wariskan di Paniai kedepan karena sangat tak berguna untuk dilanjutkan dan dibangun demi menjamin atau demi melanjutkan sistem kebijakan kerajaan ini masa depan Paniai dan masyarakatnya yang berkelanjutan, kebijakan sistem kerajaan ini membuat masyarakat Paniai jatuh dalam kehidupan kemiskinan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H