"...Gue berharap dalam hati jangan sampai dia membeli batagor. Tapi tentu saja, apa yang kita harapkan kadang nggak sesuai kenyataan. Raja malah datang ke tempat batagor. Dia memesan batagor lalu duduk di sebelah gue. Keringat dingin, gue berusaha untuk nggak menimbulkan hal-hal yang mungkin mengganggu dia. Seperti menatap matanya, atau bernapas di lehernya". (halaman 63)
Di kutipan tersebut bahwa Dika sangat takut dengan sosok Raja. Dia juga menghindari perbuatannya yang sekiranya aneh.
Pada novel ini Dika juga menceritakan tentang pengalaman pada saat dia masih kanak-kanak dia menceritakan pengalaman pertama kali dia bertemu dengan sahabat masa kecilnya yaitu di perantaran rumahnya. Serta pada semua kisahnya pada novel ini semuanya bertempatan di kota besar. Yang tentu saja adalah lingkungan sehari-hari si pengarang. Bisa dilihat pada kutipan berikut.
            "... Setiap sore gue biasanya main layangan bersama anak-anak gang seberang. Di tengah guyuran hujan, dengan layangan diatas kepala, gue berlari terburu-buru menuju rumah..." (halaman 75).
Kutipan diatas menunjukkan lingkungan si pengarang yang muncul pada novel. Karena cerita di novel ini adalah kisah nyata dari pengalaman Dika tentu saja lingkungan yang dialaminya akan sama seperti yang ada di novel.
Sekian adalah pembedahan novel ubur-ubur lembur ini. Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan terima kasih atas kunjungannya. Semoga bisa  bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H