Mohon tunggu...
Billy Nabawi
Billy Nabawi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bedah Novel "Ubur-Ubur Lembur" Karya Raditya Dika

26 Februari 2018   17:01 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:26 13761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tampaknya cara terakhir gue berhasil. Kedua cewek ini masuk ke kafe. Dan ketika mereka berdiri di tepat di depan meja, gue langsung bilang, 'Hei. Mau minta foto, ya? Sini, nggak usah malu-malu'".(halaman 51)

"... Namanya Adri, tinggal di dekat rumah gue.dia adalah karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sangat jago segala hal yang berbau komputer. Beda banget sama gue yang nyolokin flashdisk saja masih sering kesetrum". (halaman 4)

"... Nama cowok tersebut adalah Raja. Raja belajar taekwondo dari kecil. Ketika dia kelas 6 sd, dia sudah jago banget. Tapi, keahliannya bukan digunakan untuk membela yang lemah atau menghancurkan kejahatan, Raja malah ke sisi gelap. Dia menjadi seorang jagoan di sekolah, yang kerjaannya menindas orang-orang". (halaman 60)

Kutipan pertama memberi tahu bahwa Dika sangat percaya diri karena seorang artis sangat wajar memiliki banyak penggemar tetapi sayangnya perkiraannya salah. Kutipan keduamenggambarkan teman dari Dika yang ahli dalam dunia komputer. Yang terakhir adalah Raja, teman SD dika yang sangat tangguh dan kejam.

Sudut pandang adalah cara si pengarang menggambarkan dirinya dalam suatu kisah. Novel Dika ini mengangkat cerita dari pengalaman yang dia hadapi dan ingin menertawakan kisahnya yang sekiranya pahit. Dika menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, disini dika sebagai tokoh utama. Berikut adalah kutipan yang membuktikan sudut pandang dari novel ini :

"Kesempatan gue pergi ke jepang muncul pada April 2017. Film gue Hangout masuk ke Okinawa International Movie Festival di Jepang. Di sela-sela promo The Guys, film gue yang sedang tayang saat itu, gue minta Wira, manajer gue, mencarikan waktu ke Jepang". (halaman 105)

Kutipan diatas menggambarkan Dika sebagai tokoh utama di novel itu. Dia juga menggunakan kata ganti orang pertama yang kurang baku yaitu gue. Dia disana sebagai yang mengalami sendiri kejadian dalam dirinya, dia menceritakan pengalamannya sendiri. Dengan kata lain kita membaca sebuah diary orang lain.

Raditya Dika hadir di novel sebagai orang yang sangat ke-kotaan.Dari gaya bahasa yang sangat menandakan bahwa dia adalah penduduk di kota besar. Salah satu kebiasaan anak kota yang ada di dalam diri si pengarang adalah nongkrong di kafe. Berikut adalah sebagai contoh dari kebiasaannya yang sangat kekotaan:

"... Hari itu gue akan mengisi meet and greet untuk film Hangout di Jogja City Mall. Gue duduk sendiri di sebuah restoran karena tim promosi film sedang menggatur mobil yang akan menjemput gue.." (halaman 168)

Kutipan diatas membuktikan bahasa yang kekotaan dan secara dia tinggal di kota sejak masih kecil. Dia juga besar di pendidikan sekolah di Jakarta dengan teman yang kekotaan juga.

Dika seperti yang kita biasa lihat di media memiliki badan yang tidak terlalu tinggi dan perut yang membuncit tentu saja dengan fisik yang seperti itu dia menjadi orang yang tidak berkemampuan berolah raga dengan baik. Dika menyadari salah satu kekurangannya itu jadi dia menghindari kontak fisik dengan orang-orang. Dika juga sedikit penakut dengan orang-orang yang memiliki badan besar atau berbadan atletis. Saat dia bersekolah dia adalah seorang yang culun dengan teman yang sangat terbatas. Ini semua bisa dibuktikan dengan kutipan berikut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun