Mohon tunggu...
Budhi Masthuri
Budhi Masthuri Mohon Tunggu... Seniman - Cucunya Mbah Dollah

Masih Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemi dan Kepemimpinan Transformasional

4 Juli 2021   09:16 Diperbarui: 4 Juli 2021   09:18 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Pikiran Rakyat

Di Indonesia, Pandemi  Covid 19 sudah memasuki gelombang kedua, ditandai dengan peningkatan kurva kasus positif secara signifikan. Penumpukan pasien Covid19 mulai terjadi, rumah sakit bahkan sudah kewalahan dan beberapa diantaranya menutup instalasi gawat darurat (IGD) mereka.

Kepemimpinan kini benar-benar diuji, tidak hanya untuk mengatasi aspek-aspek teknokratis penanganan Covid19, tetapi juga kepemimpinan dalam melakukan transformasi budaya masyarakat. Masih adanya masyarakat yang abai protokol kesehatan, tidak percaya covid, bahkan menolak untuk divaksin, menandakan bahwa tantangan pemimpin dalam melakukan transformasi budaya masyarakat untuk menghadapi Covid19 tidaklah mudah.

Meskipun di satu sisi, budaya gotong royong masyarakat mulai menggejala dan hidup kembali melalui berbagai inovasi akar rumput. Sebutlah misalnya gerakan pangan untuk Jogja, halte sedekah,  berbagi makanan, secara gratis melalui gerakan gantung makanan, dll. Inovasi akar rumput yang dipelopori warga untuk ketahanan pangan ini penting, tetapi bisa menjadi sia-sia jika pada saat yang sama masyarakat tidak membangun budaya hidup sehat untuk mencegah persebaran Covid19, protokol kesehatan tidak dipatuhi, masker tidak dipakai, masih berda dalam kerumunan, dan tidak sering cuci tangan pakai sabun. Inilah realitas tantangan yang harus segera dijawab.

KEPEMIMPINAN DAN TRANSFORMASI BUDAYA 

Relasi antara kepemimpinan dengan transformasi budaya masyarakat di era digital sangat erat dan saling mempengaruhi.  Setiap pemimpin  memberi dan membawa pengaruhnya dalam proses pembentukan  budaya  masyarakat  melalui transformasi nilai dan budaya yang menjadi visi-misi kepemimpinanya.  Hofstede (1980) membagi budaya menjadi value dan culture. 

Dalam keseharian, value ini tercermin dari keyakinan (believe), perilaku (attitudes), dan kepribadian (personality). 

Sedangkan culture merupakan  sebuah  sistem  nilai yang dianut oleh suatu lingkungan, di dalam itu ada pemimpin dan kepemimpinan yang mempengaruhi proses-proses transformasinya.

Di era digital, value dan culture ini juga mengalami proses transformasi. Digitalisasi kehidupan membentuk cara orang berkeyakinan, berperilaku dan berkepribadian berbeda dari sebelumnya. 

Sebagai contoh, pembentukan keyakinan tentang nilai kebenaran tidak selalu identik dengan kepakaran dan fakta, tetapi lebih sering ditentukan oleh seberapa banyak orang yang setuju dan seberapa luas tersebar dan disebarkan (viral), meskipun hanya didasarkan pada sumber informasi yang tidak valid, misleading, tidak benar, bahkan HOAX.

Digitalisasi juga membentuk perilaku baru dari seseorang dalam proses interaksi sosial. Hasil penelitian Sirajul Fuad Zis dkk mengkonfirmasi hal ini, menyimpulkan bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku masyarakat, khususnya kelompok milenial dan generasi Z dalam melakukan komunikasi dan interaksi personnal maupun sosial (Fuad Zis,dkk, 2021). 

Setidaknya ada tujuh kepribadian yang menonjol di era digital; adventorous; orang menjadi lebih berpetualang, friend-ism; orang mudah mencari teman dan membangun pertemanan meskipun belum pernah bertatap muka, videology; menggunakan video sebagai alat komunikasi dan interaksi, expressive; mudah mengungkapkan isi hatinya melalui status pada media sosial, pictography; mendokumentasikan aktivitas dengan kamera photo dan membaginya di media sosial, knowledgeable; terhubung dengan media sosial, di mana segala macam informasi dapat diketahui dengan mudah melalui mesin pencari, dan shopaholic; gemar melakukan berbelanja daring (Ivan p 2017).

Perubahan perilaku dan kepribadian masyarakat di era digital merupakan tantangan yang harus dijawab oleh seorang pemimpin. Proses transformasi budaya dilakukan dengan tetap mempertahankan values dan culture yang baik dalam agenda kepemimpinannya. Sebagai contoh misalnya pengembangan e-government, seperti yang dilakukan Ahok di DKI Jakarta, Ridwan Kamil di Bandung, dan Risma di Surabaya. Mereka melakukan proses transformasi dari budaya manual menjadi digital dengan mengembangkan sistem e-government sebagai instrumen untuk mewadahi perubahan perilaku dan kepribadian masyarakat.

KEPEMIMPINAN DALAM PENANGGULANGAN COVID 19

Tidak bisa dipungkiri, Pandemi Covid-19 telah mempercepat terjadinya transformasi budaya digital di Indonesia. Pada saat yang sama situasi krisis yang diakibatkannya juga menguji bahkan menyeleksi praktik kepemimpinan yang selama ini berjalan. Dalam kondisi krisis akibat pandemi seorang pemimpin dituntut memiliki mindset digital, melakukan transformasi budaya dan berkolaborasi dengan pengikutnya untuk membangun sistem yang dapat meningkatkan kesejahteraan.

Melihat kompleksitas persoalan yang ditimbulkan akibat Pandemi Covid 19 ini, model kepemimpinan transformasional adalah yang paling tepat dijalankan. Masalah yang timbul selama Pandemi Covid 19 bukan hanya soal virus, tetapi juga value dan culture. Kepemimpinan yang bisa menjawab masalah ini adalah kepemimpinan transformasional.  

Konsepsi tentang kepemimpinan transformasional diperkenalkan oleh McGregor Burns pada tahun 1970, sering juga disebut sebagai teori relasional kepemimpinan karena  lebih banyak menjelaskan tentang hubungan yang  terbentuk  antara pemimpin dan pengikutnya (Aminuddin, 2017).  Oleh karena itu, ia merupakan proses interaktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan bersama dengan menyatukan  motif  perubahan  yang  diinginkan (Pawar and  Eastman,  1997).

Melalui proses interaktif, seorang pemimpin transformatif mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami pengikutnya untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan (Komsiyah, 2016). Dengan pendekatan ini pemimpin dan pengikut saling membangun motivasi yang lebih tinggi (Miswanto, 2008). Kepemimpinan transformasional adalah hasil dari sebuah hubungan relasional interaktif dan partisipatif antara pemimpin dan pengikut yang saling memberikan pengaruh terhadap nilai,  sikap,  keyakinan,  dan  perilaku untuk mencapai tujuan organisasi yang dicita-citakan bersama (Masthuri, 2020).

Praktik-praktik kepemimpinan transformasional dalam penanggulangan Pandemi Covid 19 diera digital antara lain dapat dilihat dalam kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia mendorong digitalisasi dalam berbagai bidang untuk menyiasati Pandemi Covid 19 melalui inovasi dan transformasi budaya kepemimpinan. Salah satunya adalah inovasi Jogo Tonggo yang sarat dengan nilai (value).  Jogo Tonggo merupakan respon atas pandemi yang datang tiba-tiba. Saat semua sektor dilemahkan dan anggaran terbatas, maka penanganannya tidak bisa hanya oleh satu lembaga semata (https://www.beritasatu.com).

Program Jogo Tonggo ini dijalankan dengan mengoptimalkan Dasa Wisma, PKK, dan Linmas untuk menangani Pandemi Covid-19. Isue yang ditanganipun bukan hanya kesehatan, tetapi juga soal pemenuhan kebutuhan pangan melalui program canthelan, yaitu sebuah gerakan menggantungkan bahan makanan di depan rumah-rumah warga saat pandemi, juga dengan membeli bahan pokok di warung tetangga. Melalui inovasi ini, Ganjar Pranowo ingin mentransformasilkan nilai-nilai budaya kolaborasi, gotong royong, kepekaan, kepedulian dan kebersamaan. Di tengah krisis akibat Pandemi Covid19 masyarakat Jawa Tengah bisa saling menguatkan secara sosial dan ekonomi.

Selain transformasi nilai (value), Ganjar Pranowo juga melakukan transformasi budaya (culture) digital melalui inovasi Government Resources Management System (GRMS) sebagai instrumen untuk mengelola pemerintahan secara digital. Selama pandemi, data epidemologi dipublikasikan melalui website corona.jatengprov.go.id.

 Website ini dikembangkan sebagai upaya mikrozonasi penanganan Covid-19 agar lebih presisi, sehingga bisa diketahui tingkat penyebaran Covid-19, daerah mana saja yang merah, kebijakannya seperti apa dan sebagainya. Sedangkan di sektor ekonomi,  UMKM didorong lebih gencar melakukan inovasi pemasaran digital melalui LapakGanjar  dan UKM Virtual Expo. 

Untuk mewujudkan digitalisasi pemasaran produk-produk UMKM tersebut Ganjar Pranowo bahkan berkolaborasi dengan Mbiz dengan memanfaatkan platform perdagangan elektronik B2B mbizmarket.co.id.

Apa yang dipraktekkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo adalah bentuk kepemimpinan transformasional. Dalam mengelola kepemimpinan dan kepengikutan, Ia tidak hanya menjalankan proses manajerial tetapi juga mentransformasikan nilai ke dalam ide-ide inovasi yang mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami sebuah berkolaborsi memperkuat basis sosial dan ekonomi masyarakat di Jawa Tengah.

KESIMPULAN DAN SARAN 

Pandemi Covid 19 mempercepat proses transformasi budaya digital dalam masyarakat Indonesia. Pada saat yang sama Ia juga melahirkan pemimpin-pemimpin transformatif yang tidak hanya mampu bertahan di tengah krisis, tetapi sekaligus menjadi pemenang dalam pertarungan kepemimpinan melawan Pandemi Covid19.  

Seorang pemimpin di era digital dan pada masa Pandemi Covid 19 harus mampu beradaptasi dengan dua hal sekaligus, pandemi itu sendiri dan desrupsi teknologi dari industri 4.0. 

Oleh karena itu, di masa sulit ini Ia harus menjadi transformer of values and culture yang efektif dengan menggarap inovasi kebijakan, inovasi kelembagaan dan inovasi budaya masyarakat. Kebijakan yang dibuat harus mendukung bagi terjadinya transformasi budaya digital berbasis pada nilai sosial budaya unggul yang telah ada sebelumnya. 

Juga perlu dilakukan penyederhanaan struktur kelembagaan birokrasi agar mampu bergerak lebih lincah dalam merspons dinamika perubahan. Pada sisi lain, masyarakat harus tetap didorong untuk membangun budaya sosial budaya dalam arena interaksi digital yang telah ada.

 
 

DAFTAR PUSTAKA 

  • Aminuddin, M.Yusuf (2017), Model Kepemimpinan Trnsformatif (Kajian Kepemimpinan Transformatif di Lembaga Pendidikan Islam), Jurnal Studi Keislaman, AL HIKMAH, Volume 7, Nomor 2, September 2017
  • Fuad  Zis, Sirajul dkk (2021),  Perubahan Perilaku Komunikasi Generasi Milenial dan Generasi Z di Era Digital, Jurnal Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, vol 5 (2021)issue1, 69-87, ISSN: 2580-8567 (Print) --2580-443X (Online)
  • Ivan P, (2017), 7 Perubahan Tingkah Laku di Era Digital,  https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/7-perubahan-tingkah-laku-di-era-digital, diakses 30/06/2021 pukul 00.19 WIB
  • Komsiyah, Indah (2016), Kepemimpinan Transformatif, Perkembangan dan Implementasinya Pada Lembaga Pendidikan, Jurnal TA'ALLUM,Vol. 04, No. 02, November 2016
  • Mahartika, Loudia, Halte Sedekah, Aksi Ibu-ibu Berbagi Nasi dan Sayuran Gratis ke Warga di Masa Pandemi, Liputan 6, diakses 30/06/2021 pukul 02.07  WIB
  • Masthuri, Budhi (2020), Pemimpin Transformatif dan Legacy dari Kaki Menoreh, Manuskrip 2020, tidak dipublikasikan.
  • Miswanto (2008), Pengembangan Model Kepemimpinan Transformasional, Jurnal Fokus Ekonomi (FE), Desember 2008, Vol.7.
  • Pawar, Bardrinarayan  Shankar,  and  Kenneth  K. Eastman (1997), The Nature and Implication  of  Contextual  Influence  on Transformational Leadership: A Conceptual Examination, Academic Management  Review.Vol.  22,  No.  1
  • Zufrizal, (2021), Jawa Tengah Gandeng Mbizmarket Luncurkan Jateng Blangkon, Bisnis. Diakses 30/06/2021 pukul 01.00 WIB.
  • ____________, Saat Gerakan Gantung Makanan Bermunculan di Tengah Pandemi, Surabaya hingga Yogya, Dipelopori Ibu Rumah Tangga, Kompas pukul 02.08 WIB
  • ____________, Rakyat Bantu Rakyat, Gerakan Inspiratif Kedaultan Pangan ala Warga Jogja Saat Pandemi, Merdeka, diakses 30/06/2021 pukul 02.13 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun