Mohon tunggu...
Budhi Masthuri
Budhi Masthuri Mohon Tunggu... Seniman - Cucunya Mbah Dollah

Masih Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Gudang Pallet

24 April 2021   01:55 Diperbarui: 24 April 2021   02:36 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"....bukankah tadi Sutinah mengaku pulang ke rumah orang tuanya, tetapi kenapa ia sendirian saja?" gumamnya dalam hati

Belum habis rasa penasaran Jumadi, Sutinah keluar dari dapur dengan membawa dua cangkir teh panas dan sepiring grontol jagung.

"Mari Bang diminum, ini grontol jagungnya juga masih hangat, ayo dimakan..." suara Sutinah terdengar menggoda, tersenyum sambil memandangi wajah Jumadi. Tidak berfikir panjang, Jumadi segera melahap grontol jagung dan meneguk teh hangat yang disajikan Sutinah. Entah mengapa terasa nikmat sekali, bahkan terus dan terus sampai butiran grontol jagung terakhir, tanpa disadari Sutinah sudah menempel erat sambil mengelus-elus Jumadi yang mulai kehilangan kesadaran normalnya, larut dalam cumbu mesra, asyik mahsyuk  bersama Sutinah, begitu indah dan menggairahkan. Saat itu Jumadi bahkan tidak mendengar suara kokok ayam bersahut-sahutan menandai pagi...

Dari luar, Kirun bersama Alfian datang berteriak mencari dan memanggil-manggil Jumadi. Mereka berdua melihat ada sepeda motor tersankut di atas cabang Akasia dekat gudang pallet tetapi tidak menemukan keberadaan Jumadi. Setelah Kirun dan Alfian mendobrak masuk ke dalam gudang tua itu, Jumadi ditemukan tergeletak tak sadarkan diri, di salah satu sudut ruangan pengap  penuh dengan kotoran tikus yang butirannya berserakan dimana-mana. (BERSAMBUNG)  

Kaki Merapi, 24/04/2021  01.51 WIB

DISCLAIMER: cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat dan nama tokoh juga sebuah fiksi kebetulan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun