#PRE-ORDER : Maksudnya bayar di muka. Pembeli harus membayar dulu sebelum mendapatkan ordernya. Setelah membayar, pembeli harus mengkonfirmasi pembayaran. Setelah itu mengirim alamat lengkap. Lalu menunggu.
Jika buku di order sedang ready stock, berarti aku akan segera mengirim ke alamatnya. Jika tidak, maka pembeli harus menunggu lebih lama karena aku akan memasukkan order ke percetakan. Menunggu masa cetak, setelah itu baru order di kirim/diantar. Pembeli akan menunggu lagi masa pengiriman.
Loh kok ribet sekali?
Ya memang. Mau apa dikata? begitulah prosedurnya. Membeli buku indie dengan sistem pre-order tidak sama dengan membeli buku di pasar. Di pasar anda bisa nyelonong masuk ke toko buku. Punya uang, pilih barang, langsung bayar di kasir.
Membeli dengan sistem pre-order ada beberapa prosedur tambahan. Seperti yang sudah kujelaskan sedikit itu. Dalam sistem pre-order, intinya adalah saling percaya. Pembeli percaya bahwa aku tidak membohonginya dan aku jelas punya tanggungjawab menjaga kepercayaan itu.
#PRINT ON DEMAND : Maksudnya cetak jika ada pesanan. Kalimat ini harus diperjelas. Bukan sekedar pesanan, tetapi juga konfirmasi pembayaran. Ya tentu saja! Aku tidak akan mencetak jika pembeli belum bayar.
Oh, lalu anda mau bilang aku ini materialistis! Jelas sekali anda perlu mengoreksi praduga itu. Begini logikanya. Dengan apa aku akan membayar ongkos cetakan jika tidak dari pembeli? Apakah aku bisa memasukkan buku ke percetakan dengan tidak bayar uang muka ke percetakan? Bisakah dengan janji bahwa aku akan membayarnya nanti? Lalu dengan apa aku melunasi biaya cetak? Semuanya dengan uang.
Sebelum Launching, pemesan buku melebihi kuota yang ada hingga aku harus menambah cetakan menjadi 35 Eks. Ternyata separuh dari pemesan itu hanya memesan, tapi belum membayar. Dengan sangat terpaksa kukatakan bahwa "Aku akan memprioritaskan peruntukan buku bagi yang sudah konfirmasi". Dan itulah yang terjadi.
Zaeni Cantigi, salah seorang pembeli bukuku, seorang anggota Mapala mengatakan "suka" dengan sistem print on demand. Mengapa? Karena lebih ramah lingkungan. Nah loh gimana caranya?
Penjelasannya, dengan print on demand, berarti mengutamakan efisiensi. Cetak sesuai pesanan berarti pembelinya jelas. Setiap buku yang dicetak pasti diserap pasar. Artinya tidak ada buku yang terbuang. Dengan kata lain tidak ada buku yang tidak laku alias tidak ada pemborosan kertas.
Ramah lingkungan disini kata kuncinya adalah kertas. Tidak ada pemborosan kertas berati tidak ada pohon yang ditebang secara berlebihan. Inilah maksud ramah lingkungan versi Zaeni Cantigi.