Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pangalengan Bandung dan Kisahku

14 November 2023   23:00 Diperbarui: 14 November 2023   23:19 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petikan gitar mulai terdengar dan salah satu Kabag mulai bernyanyi menghibur kami semua. Beberapa dari kami ikut bernyanyi memecah kesunyian malam dengan deburan air yang semakin keras terdengar. Sekeliling mulai gelap namun di tempat acara cukup terang.  Hembusan angin menciptakan hawa yang semakin dingin. Acara tukar hadiah juga dimulai. Acara kumpul bareng dan menikmati makan selesai pada pukul 23.00. Kami sudah mulai mengantuk dan segera ingin tidur.

Setelah sholat Isya, kami mulai masuk ke tenda masing-masing. Di tenda sudah tersedia sleeping bag dan selimut.  Aku mengenakan kaos kaki dan jaket untuk mengusir rasa dingin namun semakin malam udara semakin dingin hingga aku sedikit menggigil.  Aku tidak dapat tidur segera karena hawa dingin yang masuk ke tubuhku. Aku lihat dua temanku sudah tidur terlelap. Aku berdoa agar aku dapat segera tertidur karena esok harinya aku ingin ikut rafting. Karena tidak dapat tidur aku beberapa kali ke toilet yang terletak agak jauh dari tendaku. Aku tidak merasa takut sama sekali walau di luar terasa sunyi.  Pukul 01.00 akhirnya aku tertidur dan bangun pukul 04.30. Aku terbangun tatkala suara adzan sayup-sayup terdengar.

Penghuni tenda mulai keluar dan menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudlu. Sarapan pagi dan teh panas sudah tersedia. Pukul 06.00 kami berangkat dengan mobil angkot menuju tempat rafting. Mobil melaju namun sedikit bergoyang-goyang karena jalanan terjal dan berkelok.  Aku melihat wajah teman-temanku tampak gembira namun ada juga yang tampak cemas karena rafting adalah pengalaman pertama mereka.

Sampai di tempat rafting kami dibagi menjadi lima kelompok. Orang yang duduk di depan, di tengah dan di belakang sudah ditentukan untuk menjaga keseimbangan. Kami semua mengenakan helm dan life jacket. Kami juga diberi pengarahan tatkala perahu belok kiri, belok kanan dan terjun juga ketika perahu tidak bisa bergerak karena tersangkut batu. Sedikit mendebarkan namun serasa ingin tahu bagaimana rasanya rafting dengan satu tim yang baru saja dibentuk.

Show time, kami telah menaiki perahu masing-masing. Danau yang kami lalui tampak tenang. Setelah mendekati seberang danau ternyata kami harus turun dan berjalan kaki sambil membawa perahu kami ke tempat rafting sebenarnya, sungai yang deras arusnya.  Perlahan-lahan kami menuruni tangga menuju sungai dengan perahu yang sudah siap membawa kami keliling sungai sekaligus mengadu nyali kami.  Tangga sedikit licin karena baru diguyur hujan.

Perahu mulai melaju perlahan-lahan. Dengan satu hentakan dari pemandu, perahu bergerak lebih cepat dan tiba-tiba pemandu berteriak, "Boom!"  Kami semua mengambil sikap duduk dibawah dan siap-siap untuk berbasah-basah karena perahu mulai meluncur ke bawah. Air menutupi muka kami dalam beberapa detik dan kami sudah sudah dapat kembali pemandangan di depan kami. Riak air sedikit tenang namun tiba-tiba perahu menabrak bebatuan sehingga perahu berhenti. Pemandu segera memberikan aba-aba kepada kami untuk bersama-sama melakukan hentakan duduk sehingga perahu bergeser perlahan-lahan menjauhi batu.

Kami berhasil dan kami melanjutkan menyusuri sungai yang jernih dengan pepohonan disamping kiri dan kanan sungai. Kami semakin menikmati rafting yang semula kami anggap uji nyali menjadi pengalaman yang menyenangkan. Beberapa perahu di depan kami berhenti sesaat dipinggir sungai di dekat cafe sederhana yang menjual kopi dan popmi. Mereka tidak membeli makanan namun hanya sekedar beristirahat sambil menunggu perahu lain.

Tidak beberapa lama perahu kami mendekati perahu di depan. Kami saling melambaikan tangan berteriak menyapa memanggil nama group mereka. Beberapa jepretan foto dari atas mengarah ke perahu kami dan seperti biasa kami mengambil posisi gaya masing-masing.  Bapak Karo telah menyewa cameramen untuk mengabadikan momen kami dengan mengambil foto dan video.

Pengalaman rafting tidak dapat terlupakan hingga kami naik ke darat dan menikmati secangkir jahe gula merah. Setelah beberapa saat beristirahat kami membersihkan diri secara bergantian dan berganti pakaian. Kami juga mulai mengemas barang bawaan kami untuk dibawa ke bus yang sudah menunggu di tempat parkiran. Rasanya berat untuk meninggalkan tempat kami berkemah. Pengalaman menginap semalam dan rafting menjadi kisahku tersendiri sebelum aku pindah tugas di tempat baru.

 

Jakarta, 14 November 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun