Bus melaju cepat dengan membawa penumpang yang kekenyangan. Beberapa teman tampak mengantuk dan bahkan sudah ada yang tertidur lelap. Hanya aku yang berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa. Aku mendengar para Kabag bernyanyi dengan penuh kegembiraan. Aku menikmati suara mereka dan menikmati indahnya pemandangan diluar jendela sambil tetap berdoa agar selama perjalanan tidak ada hal buruk yang terjadi.
Perjalanan mendekati Pangalengan mulai menyempit dan berkelak kelok. Bus kami harus berpapasan dengan bus lain. Pada saat belok menanjak, ban kiri belakang bus terperosok dan bus terpaksa berhenti. Â Beberapa penumpang merasa panik sedangkan yang lainnya santai-santai saja. Beberapa staff pria turun untuk mengurangi berat juga untuk melihat kondisi bus. Seorang staf wanita ikut turun karena dia merasa pusing dengan perjalanan yang berkelak kelok dan AC yang dingin di bus.
Sopir bus dengan dipandu kernetnya berusaha menaikkan ban dengan sedikit menggerakkan bus. Bus lain yang berpapasan menunggu dengan sabar karena tidak dapat lewat untuk berpapasan. Hanya motor-motor yang berusaha mencari celah untuk terus melanjutkan perjalanannya yang sedikit melambat. Alhamdulillah akhirnya sopir bus berhasil menggerakkan bus dan siap untuk meneruskan perjalanan. Seluruh penumpang naik dan yang merasa mabok segera duduk dan minum obat kemudian tertidur lagi.
Sepanjang perjalanan aku melihat pepohonan hijau di bukit-bukit yang tampak asri  karena angin yang menerpa. Di area lain aku melihat sekelompok orang dengan pakaian siap ratfing dan beberapa lainnya membawa perahu karet dan dayung untuk rafting. Agenda rafting untuk kami akan diadakan esok harinya karena ketika kami sampai ditempat tujuan kami akan mengadakan dinner.
Setelah melewati jalan berkelak kelok dan sempit akhirnya bus membawa kami sampai ke tujuan. Beberapa bus telah parkir di area Pengalengan tempat kami menginap dan rafting. Udara sudah mulai terasa sejuk walau tidak terlalu dingin karena kami datang di siang hari. Sebelum melewati jalan setapak kami mampir di rest room untuk membasuh muka dan kaki. Air jernih sejuk terasa menyegarkan.
Aku berjalan berdua dengan teman satu kantor sambil membawa backpack masing-masing. Beberapa perlengkapan agak berat kami titipkan ke bapak Ojek yang sudah disewa bapak Karo untuk memudahkan staffnya agar tidak merasa berat sampai di tenda penginapan. Beberapa jepretan foto senantiasa mengiringi perjalanan kami. Tempat dan suasana baru harus diabadikan sebagai bahan cerita anak cucu dan kerabat. Jalan mulai menurun untuk menuju tenda.
Tenda untuk menginap sudah dibagikan. Tendaku diisi oleh tiga orang termasuk aku. Tenda lumayan luas untuk kami bertiga. Juniorku membawa peralatan lengkap untuk menginap semalam dan rafting keesokan harinya. Â Alat pemanas untuk membuat kopi, snacks dan susu juga dia bawa. Tasnya seperti tas Dora di film anak-anak, "Dora the explorer", karena memuat apa saja.
Aku ikut tenang karena juniorku menyilahkan menggunakan alat pemanas jika hendak membuat kopi, teh atau Popmi. Sebelum sore tiba, penghuni tenda berkumpul di area di depan tenda sambil membuka perbekalan setengah matang untuk dipanaskan. Â Para staf junior membuat minuman jahe gula merah untuk kami semua agar kami tidak kedinginan. Beberapa dari mereka juga mulai memasak indomie. Daun kemangi dan irisan cabe di campur ke dalam mie rebus menimbulkan aroma wangi yang menggelitik hidung dan menggerakkan saraf-saraf panca indra yang membuat rasa ingin makan.
Semangkuk mie rebus sudah tersaji di hadapanku juga teman-temanku. Kami melahapnya sambil sesekali mnyeruput jahe gula merah yang masih hangat. Angin semilir membawa hawa sejuk hampir dingin. Gemericik air menciptakan senandung alam yang indah. Aku sangat menikmati ciptaan Illahi yang begitu mempesona dan menenangkan hati.
Sebelum Magrib kami mandi bergantian. Air mandi benar-benar dingin namun tersedia juga air hangat namun tidak bertahan lama karena hampir semua ikut menikmati shower air hangat. Badan pegal-pegal kembali segar. Kami mengenakan kaos kuning lengan panjang yang telah dibagikan satu hari sebelum keberangkatan ke Pengalengan. Setelah sholat Magrib kami semua berkumpul ditempat yang telah disediakan oleh pemilik camp. Mereka juga sudah menyiapkan dan memasak kambing guling dan beraneka macam makanan yang sudah dipesan bapak Karo.
Sambil menunggu kambing guling matang, acara gathering dimulai dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh bapak Karo kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para Kabag. Isi dari sambutan adalah meningkatkan kebersamaan dan rileks bersama. Selesai sambutan-sambutan, bapak Karo mempersilakan kami untuk makan. Suasana tidak terlalu formal karena memang diciptakan agar kami merasa tidak sungkan untuk berbincang-bincang sambil menikmati kambing guling dan makanan lainnya.