Puasa Hari Pertama
Sahur pertama ditemani putraku. Malam sebelum sahur aku tidak bisa tidur. Rasanya sayang sekali jika cepat tidur.
Setelah sholat Isya lanjut baca Al Qur'an Juz 30 ayat 76, aku melanjutkan mengetik artikel untuk buku Antologi project mas Edmu dengan, tema 'Pesan Bujang'.
Aku memberi judul, "Aku dan Putraku."
Cerita tentang kejadian sendiri lebih mudah dituliskan daripada mengarang cerita. Hanya nama yang diubah, juga ditambahkan sedikit suasana pemanis untuk mendukung cerita. Selebihnya adalah true story.
Selesai langsung kirim ke Mas Edmu dan langsung dimasukkan ke list yang telah kumpulkan artikel.
Masih saja belum bisa tidur. Aku video call kakakku di Kertosono. Walau jauh kami saling berkabar, dengan adanyanya gawai aku bisa menjangkau jarak tak terbatas yang terpenting ada kuota.
Kakakku bilang akan membangunkanku pukul 3 pagi karena waktu Imsak di Jonggol Bogor pukul 04.30. Jika dapat bangun lebih awal aku tidak perlu terburu-buru untuk masak walau masakan sederhana.
Karena belum bisa tidur, aku mendengarkan pidato Barack Obama tentang kondisi di America pada masa pemerintahannya.
Sengaja aku dengarkan karena sudah lama tidak belajar listening dalam bahasa Inggris sekaligus menyiapkan bahan untuk mengajar siswaku nanti.
Tanggal 29 Maret 2023 aku akan mengajar speaking, TOEFL untuk para perwira TNI AL yang akan belajar di luar negeri.
Maka aku harus menyiapkan integrated skill, karena tidak hanya speaking saja namun ada listening baru speaking, reading baru speaking dan ada juga reading, listening baru speaking.
Malam semakin larut dan bahkan hingga pagi jam 2 aku baru bisa tertidur. Rasanya cepat sekali tatkala alarm berbunyi pada pukul 4 berbarengan telpon dari kakakku yang sengaja membangunkanku.
Segera aku ke kamar mandi untuk membasuh muka dan gosok gigi biar mataku dapat terbuka. Kemudian aku baru memasak.
Nasi putih aku hangatkan, kemudian aku menggoreng telor, nuggets dan membuat mie goreng. Satu gelas teh manis untuk aku dan putraku juga dua botol air mineral.
Mulailah aku sahur dengan putraku sambil berbincang-bincang ringan. Makanan sederhana itu sudah cukup mengenyangkan. Di hari pertama aku tidak bisa makan nasi banyak. Mie goreng seporsi juga aku bagi dua.
Waktu Imsak telah tiba, aku bersiap-siap untuk sholat Subuh. Setelah sholat Subuh rasanya ingin tidur kembali sepuas-puasnya karena hari libur.
Terima kasih Tuhan sahur di hari pertama dapat mengahantarkanku melakukan ibadah puasa hingga waktu berbuka.
Jonggol, Kamis, 23 Maret 2023
Nani Kusmiyati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H