Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Baru Berjalan 6 Bulan, Kok Mau diganti?

24 Oktober 2024   11:04 Diperbarui: 24 Oktober 2024   17:34 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis adalah Kompasianer dari Kota Samrinda, yang menyenangi Dunia Pendidikan | Dokpri  AI

"Kurikulum adalah bahan mentah yang sangat diperlukan, tetapi kehangatan adalah elemen penting untuk pertumbuhan tanaman dan jiwa anak." - Carl Gustav Jung

Kurikulum Merdeka (Kumer) secara nasional, berlaku di sekolah secara resmi dimulai 27 Maret 2024 untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia. Namun sudah beredar tangkapan layar di media sosial, dengan caption #MENTERIPENDIDIKAN BARU. Apakah benar Kurikulum Merdeka akan diganti lagi?.

Di Artikel pilihan Kompasiana mengangkat opini, Kurikulum Merdeka, bagaimana nasibnya?. Mungkin jawabannya, akan diganti atau tetap lanjut. Kurikulum Merdeka baru seumur jagung.

Ibarat seorang bayi, baru bisa duduk, berguling dan menahan berat tubuh. Dari segi kemampuan komunikasi dan bahasa, baru bisa mengeluarkan suara, tertawa dan merespons selain kemampuan mengenali wajah dan tersenyum.

Begitupula Kumer, yang baru berjalan secara nasional belum bisa diketahui hasilnya berdampak terhadap setiap sekolah. Kalaupun mau dievaluasi Kumer baru bisa dilaksanakan di sekolah penggerak yang menjalankan dan melaksanakannya 2-3 tahun terakhir. 

Cobalah dulu di evaluasi Sekolah Penggerak yang melaksanakan Kumer tersebut secara penuh. Karena Uji cobanya dilakukan disana, sebelum diterapkan secara nasional di seluruh Indonesia.

***

Memorandum Akhir jabatan Mas Menteri

Tangkapan layar akun resmi Mendikbudristek, Nadiem makarim memberikan ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wapres (Dokpri)
Tangkapan layar akun resmi Mendikbudristek, Nadiem makarim memberikan ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wapres (Dokpri)

Diakhir jabatannya Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim (biasa di sapa Mas menteri), menyampaikan memorandum kepada para menteri selanjutnya. Saat ini Kemendikbud ristek telah dipecah menjadi 3 bagian, yaitu Kementerian Pendidikan dasar dan Menengah (Kemendasmen), Kementerian Pendidikan tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Kementerian Kebudayaan.

Nadiem Makarim berharap capaian kebijakan yang baik dan berdampak positif dapat dilanjutkan, termasuk Merdeka Belajar oleh menteri selanjutnya.

"Capaian dan kebermanfaatan (merdeka belajar) telah kami tuangkan dalam memorandum akhir jabatan," kata Nadiem. 

***

Abdul mu'ti, Menteri Pendidikan Baru ingin mendengar dulu

Menteri Pendidikan baru, Abdul Mu'ti saat di tanya Wartawan usai pelantikan (Sumber gambar : Kemendikbud Ristek)
Menteri Pendidikan baru, Abdul Mu'ti saat di tanya Wartawan usai pelantikan (Sumber gambar : Kemendikbud Ristek)

Sepanjang sejarah pendidikan Indonesia, bila ganti menteri, kurikulum pendidikan juga ikut berubah. Sistem pendidikan pun terbawa ikut berubah. 

Setidaknya sudah 12 kali terjadi perubahan Kurikulum pendidikan sejak Indonesia Merdeka. Apa saja perubahan kurikulum tersebut?. Linimasa perubahan kurikulum pendidikan tersebut, yaitu : Kurikulum rencana pelajaran 1947, Kurikulum rencana pelajaran terurai 1952, Kurikulum rencana pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013, Kurikulum revisi 2013 dan terakhir Kurikulum Merdeka.

" Ada banyak penelitian tentang pendidikan, kajian, dan masukan dari masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan, baik secara struktur ataupun tidak  yang menerima jasa pendidikan, akan didengar dalam satu bulan ini sebelum mengambil keputusan strategis," Kata Abdul mu'ti usai di lantik di Kabinet Merah putih.

Beliau juga menyampaikan program wajib belajar 13 tahun akan diterapkan. Yang dimulai dari Prasekolah, yang bisa dilaksanakan di lembaga pendidikan formal dan informal.

***

Sistem PPDB dan Zonasi di Kaji Ulang

Saat PPDB di sekolah penulis |Dokumen pribadi
Saat PPDB di sekolah penulis |Dokumen pribadi

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diberlakukan di semua jenjang di tingkat dasar dan menengah, banyak menimbulkan masalah. Sengkarut Sistem Zonasi membuat pusing para orang tua yang kebanyakan emak-emak.

Beberapa masalah utama yang sering muncul ditiap tahun ajaran yaitu: Manipulasi dan pemalsuan dokumen, ketidakadilan bagi Siswa berprestasi, kualitas sekolah yang tidak merata, kapasitas sekolah negeri yang terbatas, dan kurangnya mekanisme validasi.

Sistem PPDB  dan Zonasi menjadi bagian yang akan di kaji ulang oleh Abdul mu'ti. Kebijakan zonasi, kata beliau selalu ada pro dan kontra, semuanya akan dilihat secara keseluruhan dan tidak tergesa-gesa. Dan berusaha selama memimpin kemendasmen akan banyak mendengar, ketimbang berceramah, katanya saat ditanya wartawan. 

***

Peningkatan Pembelajaran Matematika, Permintaan Presiden Prabowo Subianto secara khusus

Apakah benar Presiden RI Ke-8, Bapak Prabowo Subionto menginginkan peningkatan pembelajaran Matematika?. Ya, benar. Secara khusus beliau memanggil Menteri Pendidikan yang baru, untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di sekolah-sekolah, baik dasar dan menengah.

Penguatan kemampuan Matematika bagi siswa menjadi dasar untuk pengembangan sains dan teknologi di Indonesia. Dan beliau juga menginginkan pengenalan matematika dari sejak usia dini. 

Dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK). Beliau berharap skor Program for International student (PISA) Indonesia  menjadi meningkat dan dapat memperkuat fondasi Pendidikan STEM (Science, Teknology, Enginering And Mathematics).

Dan dengan peningkatan kualitas sains dan teknologi yang dapat tercapai, melalui pengembangan matematika terutama di kelas 1-4 Sekolah Dasar. 

"Pentingnya kualitas pembelajaran Matematika dan bagaimana metode pembelajarannya harus diperbaiki, termasuk di dalamnya, ya konsekuensi pelatihan guru Matematika," kata Mendasmen, Abdul Mu'ti saat berada di Istana kepresidenan Jakarta (22/10/2024).

***

Pentingnya Kurikulum bagi Gen Z dan Alpha, membentuk generasi unggul dan berkarakter

Saat ini, banyaknya lulusan SMA dan SMK yang merupakan gen Z yang menjadi penyumbang terbesar pengangguran perlu segera dibenahi dari segi Kurikulum.

Faktor penyebab utamanya adalah :

  • Kurikulum SMA/SMK yang belum menjawab dunia usaha, saat memasuki dunia kerja.
  • Tidak mempunyai kompetensi yang cukup.
  • Adanya guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Karena guru yang ada di sekolah tersebut belum lengkap. Sesuai dengan Kompetensi mata pelajaran yang di ampu. Misalnya guru PKN mengajar komputer atau bidang keahlian lainnya.
  • Sarana dan prasarana sekolah yang tidak lengkap.

Selain faktor tersebut pembelajaran etika yang kurang dan rendah juga perlu menjadi perhatian khusus. Dengan mengedepankan Kurikulum pembangunan Karakter. Semoga Pendidikan di Indonesia lebih baik lagi dan sesuai harapan, dan tidak sekedar ganti Kurikulum. (*)

Penulis adalah Kompasianer dari Kota Samrinda, yang menyenangi Dunia Pendidikan | Dokpri  AI
Penulis adalah Kompasianer dari Kota Samrinda, yang menyenangi Dunia Pendidikan | Dokpri  AI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun