***
Peningkatan Pembelajaran Matematika, Permintaan Presiden Prabowo Subianto secara khusus
Apakah benar Presiden RI Ke-8, Bapak Prabowo Subionto menginginkan peningkatan pembelajaran Matematika?. Ya, benar. Secara khusus beliau memanggil Menteri Pendidikan yang baru, untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di sekolah-sekolah, baik dasar dan menengah.
Penguatan kemampuan Matematika bagi siswa menjadi dasar untuk pengembangan sains dan teknologi di Indonesia. Dan beliau juga menginginkan pengenalan matematika dari sejak usia dini.Â
Dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK). Beliau berharap skor Program for International student (PISA) Indonesia  menjadi meningkat dan dapat memperkuat fondasi Pendidikan STEM (Science, Teknology, Enginering And Mathematics).
Dan dengan peningkatan kualitas sains dan teknologi yang dapat tercapai, melalui pengembangan matematika terutama di kelas 1-4 Sekolah Dasar.Â
"Pentingnya kualitas pembelajaran Matematika dan bagaimana metode pembelajarannya harus diperbaiki, termasuk di dalamnya, ya konsekuensi pelatihan guru Matematika," kata Mendasmen, Abdul Mu'ti saat berada di Istana kepresidenan Jakarta (22/10/2024).
***
Pentingnya Kurikulum bagi Gen Z dan Alpha, membentuk generasi unggul dan berkarakter
Saat ini, banyaknya lulusan SMA dan SMK yang merupakan gen Z yang menjadi penyumbang terbesar pengangguran perlu segera dibenahi dari segi Kurikulum.
Faktor penyebab utamanya adalah :
- Kurikulum SMA/SMK yang belum menjawab dunia usaha, saat memasuki dunia kerja.
- Tidak mempunyai kompetensi yang cukup.
- Adanya guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Karena guru yang ada di sekolah tersebut belum lengkap. Sesuai dengan Kompetensi mata pelajaran yang di ampu. Misalnya guru PKN mengajar komputer atau bidang keahlian lainnya.
- Sarana dan prasarana sekolah yang tidak lengkap.
Selain faktor tersebut pembelajaran etika yang kurang dan rendah juga perlu menjadi perhatian khusus. Dengan mengedepankan Kurikulum pembangunan Karakter. Semoga Pendidikan di Indonesia lebih baik lagi dan sesuai harapan, dan tidak sekedar ganti Kurikulum. (*)