"kree-ek!, eh Pak guru baru, silahkan masuk Pak Guru!." terlihat Bu bidan Nurhasanah, setelah pintu terbuka. Senyum manisnya, menyambut kedatangan Pak guru Rohmat yang baru ditugaskan dikampung transmigrasi tersebut.
Ibu bidan Nurhasanah, mempersilahkan Pak Rohmat duduk dikursi rotan, yang terdapat di ruang tamu. Rumah dinas, berbentuk kopel yang berada dibukit kecil tersebut, terlihat sederhana. Ruang tamu yang tidak terlalu besar, dan dua buah kamar serta ruang kecil, dibelakang sebagai dapur dan toilet.Â
"Berapa lama Bu bidan Nur, bertugas dikampung ini?." tanya Pak guru Rohmat.Â
"sekitar dua tahun Pak guru, sampai bulan Maret, kemarin. Silahkan Pak guru, sambil diminum tehnya!."Â
"Terimakasih bu Bidan." jawab Pak guru Rohmat, sambil meminum segelas teh, yang disuguhkan bu UJun.Â
Wanita tua itu menemani Ibu Bidan Nurhasanah, sekaligus membantu bu bidan dirumahnya, memasak, mencuci baju ke sungai. Semua keperluan Ibu bidan di kampung tersebut, diurus oleh Ibu Ujun.Â
Atas jasanya, bu bidan memberikan gaji bulanan pada bu Ujun. Ibu Bidan Nurhasanah, juga memperkenalkan bu UJun dengan Pak Rohmat yang berkunjung kerumahnya.
"Baiklah bu bidan, karena waktu menjelang magrib. Saya mohon pamit bu."Â
"Terimakasih Pak Rohmat, semoga bapak betah bertugas di kampung ini." Sambil mempersilahkan Pak guru muda tersebut yang berpamitan dengannya.
***
Kampung transmigrasi yang berada dipunggung bukit kecil tersebut mulai merambat, beranjak malam. Disekeliling kampung tersebut, terlihat rumah yang berjauhan satu sama lain.Â