Bisa saja aku dianggap tidak memenuhi syarat lagi menjadi guru, karena tidak selesai Strata satu, dan bergelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dan, Aku akan di tata usahakan oleh Kepala Sekolah, karena tak memenuhi syarat sebagai guru.
Dan tentunya, tidak bisa mengikuti Sertifikasi pendidik, sebagai bagian kompetensi seorang Guru Profesional, yang mendapatkan tunjangan sebulan gaji pokok.
"Benar-benar sialan!. Skripsiku tak pernah rampung hanya gara-gara Pak Denny. Yang ingin skripsi yang kubuat, sesempurna Kitab Suci!.
"Braak!." Aku melampiaskan marah, kepada benda-benda yang ada disekitar meja kerjaku di sekolah.
"Kenapa Pak!." tegur Pak Wahyu, Kepala Sekolahku.Â
Aku tak menyadari, kalau beliau mendengarnya dari ruang kantornya, yang disekat, dan terpisah dengan ruang guru.
"Oh.., tidak Pak, maap, saya tadi hanya kaget, seekor cecak meloncat dari dinding, dan jatuh dimeja kerja." Jelasku menutupi kejadian sebenarnya.
***
Aku sedikit tenang. Dan bisa berdamai dengan keadaan. Aku ingin melupakan skripsi dan Pak Denny tersebut. Namun, disaat tertentu, aku menjadi ingat kembali.Â
Aku mendengar dari seorang teman satu kelas, kalau kebanyakan mereka sudah wisuda, dan telah menerima gelar sarjana pendidikan. Hanya saja, masih beberapa orang yang senasib denganku.
Satu orang, karena berangkat Ibadah Haji, dan satunya lagi karena dosen pembimbingnya setali tiga uang dengan Pak Denny.