Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bisnis Tokek

16 April 2024   19:13 Diperbarui: 17 April 2024   14:10 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang laki-laki tua memegang seekor Tokek diolah menggunakan Ai Bing (Dokumen pribadi)

Hanya tersisa buat makan saja. Itupun untuk beberapa hari kedepan. Penopang mereka, bila gol penjualan tokek, Pak wakidi dan ibu Siti Nazarotin, mereka juga kebagian uang sahabat pencari tokek. 

Para pencari tokek, mempunyai solidaritas tinggi. Jadi siapapun berhasil menjual tokek dari pencariannya, harus berbagi rejeki dengan sesama pencari tokek. Namun sayangnya, belum ada yang gol!.

***

Akhirnya, semua pemburu tokek berkumpul. Termasuk mas Giman dan Paklik Rasidi, diundang oleh Pak Alek, sebagai Koordinator lapangan.

"Besok, bos perwakilan dari Malaysia, akan datang kerumah Pak Wakidi dan Ibu Siti Nazarotin, untuk melakukan tes dan uji layak jual tokek yang mereka dapatkan." 

"Mudah-mudahan, gol!. Dan kita semua, mendapatkan persenan dari beliau berdua." harap Paklik Rasidi, setelah Pak Alek menjelaskan.

Semuanya berkumpul dirumah Pak Imam layaknya sidang meja bundar. Karena mereka duduknya membentuk lingkaran. Didepannya hidangan singkong rebus, dan segelas kopi hitam menemani suasana pertemuan tersebut.

***

Kabar burung, kalau kedua pasangan suami isteri akan menjual tokeknya besok hari, menyebar keseluruh pelosok desa, terbawa angin kerumah-rumah warga desa.

Menjadi buah bibir ditiap rumah, kalau Pak Wakidi dan ibu Nazarotin, bakal menjadi OKB. Dan besok hari, akan datang orang dari Malaysia membeli tokek dari keduanya. 

"Bisa kami lihat tokeknya Pak?." seseorang membuka pembicaraan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun