Hanya tersisa buat makan saja. Itupun untuk beberapa hari kedepan. Penopang mereka, bila gol penjualan tokek, Pak wakidi dan ibu Siti Nazarotin, mereka juga kebagian uang sahabat pencari tokek.Â
Para pencari tokek, mempunyai solidaritas tinggi. Jadi siapapun berhasil menjual tokek dari pencariannya, harus berbagi rejeki dengan sesama pencari tokek. Namun sayangnya, belum ada yang gol!.
***
Akhirnya, semua pemburu tokek berkumpul. Termasuk mas Giman dan Paklik Rasidi, diundang oleh Pak Alek, sebagai Koordinator lapangan.
"Besok, bos perwakilan dari Malaysia, akan datang kerumah Pak Wakidi dan Ibu Siti Nazarotin, untuk melakukan tes dan uji layak jual tokek yang mereka dapatkan."Â
"Mudah-mudahan, gol!. Dan kita semua, mendapatkan persenan dari beliau berdua." harap Paklik Rasidi, setelah Pak Alek menjelaskan.
Semuanya berkumpul dirumah Pak Imam layaknya sidang meja bundar. Karena mereka duduknya membentuk lingkaran. Didepannya hidangan singkong rebus, dan segelas kopi hitam menemani suasana pertemuan tersebut.
***
Kabar burung, kalau kedua pasangan suami isteri akan menjual tokeknya besok hari, menyebar keseluruh pelosok desa, terbawa angin kerumah-rumah warga desa.
Menjadi buah bibir ditiap rumah, kalau Pak Wakidi dan ibu Nazarotin, bakal menjadi OKB. Dan besok hari, akan datang orang dari Malaysia membeli tokek dari keduanya.Â
"Bisa kami lihat tokeknya Pak?." seseorang membuka pembicaraan.Â