"Seperti ombak yang kembali ke pantai yang sama. Kenangan itu meleleh dipikiranku, memberikan sensasi deja vu yang membingungkan. Seolah-olah waktu telah melipat dirinya dan aku berjalan di jalur yang telah terukir dalam ingatan."
Kafe dengan ornamen kuno, dan hidangan bahari (lama) sebagai menu andalan. Sepekan sekali, Danesh, nongkrong di kafe kopi berpapan nama "Kong Djie", dengan suguhan kopi tertua yang sudah ada sejak jaman penjajahan Jepang.
Tidak sulit mencari Kafe kopi bernama kong djie, disamping kanan jalan, dibagian depan pintu masuk pusat perdagangan. Rumor beredar, dari desas-desus pengunjung kafe kopi ini, ada satu meja yang bisa membuat pengunjung menjelajah masa lalu.
Hanya saja, pengunjung kafe kopi Kong Djie, kebanyakan tidak mengetahui caranya. Sebagian menganggap itu berlebihan, takhayul dan halu, hanya isapan jempol belaka.Â
***
Bila bosan bermain game, Danesh, menjelajah masa lalu dari pusat pertokoan dan perdagangan tersebut. Bagaimana caranya?, hanya Danesh yang mengerti, dan beberapa pelaut tua yang juga suka nongki bersama mantan pelaut lainnya, di kafe kopi tersebut.
"Mas Danesh ya?." seorang wanita cantik, mengenakan jilbab menyapanya. Wanita itu mengulurkan tangannya, ingin bersalaman.
"eh, Iya?, dengan siapa ya?."Â
"Perkenalkan mas, nama saya Ratu, lengkapnya Ratu Wilhelmina." jawab wanita tersebut, sambil menggenggam erat tangan Danesh, saat bersalaman. Wanita muda itu tersenyum manis, sambil duduk dikursi tepat didepan Danesh, yang dipisahkan meja bundar kecil.
Keduanya, jadi berhadapan. Danesh mendengarkan, apa yang tengah disampaikan Ratu. Lelaki muda tersebut, menyimpan handphonenya, disaku celana. Ia mendengarkan dengan serius, maksud dan tujuan ratu wilhelmina berbicara dengannya.
"Oh, jadi begitu?, hmm.." Danesh menatap dalam mata Ratu, sesaat menundukkan pandangan, sambil menarik napas dalam.