Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Deja vu di Kafe Kopi

14 April 2024   08:41 Diperbarui: 14 April 2024   16:31 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua orang anak muda sedang berada di kafe kopi, diolah menggunakan Ai Bing | Dokumen Pribadi

"Benar Ratu, kita ikuti keduanya sampai keluar dari toko murah." Keduanya terus membuntuti sepasang suami isteri tersebut, beberapa langkah dibelakangnya.

Pada kesempatan yang tepat, persis dimana kafe kopi Kong Djie saat ini berdiri, mereka menegur keduanya. Mereka berempat, terlibat percakapan yang hangat. Ternyata benar kedua pasangan tersebut adalah orang tua Ratu Wilhemina.

Wanita berjilbab tersebut, menangis dipelukan ibunya. Mereka berangkulan bertiga. Danesh hanya terdiam menyaksikan ketiganya dipenuhi rasa bahagia. 

"Ratu, ayo kita segera kembali!, waktunya mau habis!. Aku merasakan udara dingin yang menyergap, pertanda kopi sudah mulai dingin." ingat Danesh. Keduanya, harus segera kembali bila secangkir kopi itu sudah mulai dingin.

Akhirnya mereka berpamitan. Sekali lagi ketiganya berpelukan. Ayah dan Ibu Ratu melambaikan tangannya, memberikan tanda perpisahan. Ratu Wilhelmina membalasnya, sambil menyeka air matanya meleleh di pipi.

Keduanya telah kembali di kafe kopi Kong Djie. Sensasi Deja vu menyelimuti Ratu. Aroma kopi menyerebak ditengah riuh rendah pengunjung kafe kopi yang mulai memenuhi meja kafe.

Danesh, melepaskan tangannya. keduanya menikmati secangkir kopi rahasia kong djie, yang disuguhkan, mulai mendingin. Rendi juga berpamitan, untuk melayani pelanggan kafe lainnya.

"Terimakasih Mas Danesh. Saya sudah bisa bertemu kedua orang tua saya di demensi waktu masa lalu." ucap Ratu Wilhelmina.

Danesh menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum. Dilain waktu, Ratu menginginkan Danesh membantunya kembali ke masa lalu, bertemu lebih banyak keluarganya yang telah tiada dan menikmati suasana pusat perdagangan kota ini dengan segala kenangannya. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun