Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Biasa, Guru Penggerak dan Guru Rebahan

24 Maret 2024   08:51 Diperbarui: 24 Maret 2024   09:26 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru di sekolah penulis sedang mengajarkan cara membuat teks berpidato (Dokpri)

Guru yang haus akan pengetahuan, adalah seorang pendidik yang memiliki nafsu dan semangat besar untuk terus belajar dan mengembangkan wawasan serta keterampilannya. Guru semacam ini terlihat dari beberapa indikator yang dimiliki yaitu antusiasme belajar, keterbukaan terhadap perubahan, dan kesediaan berbagi.

Ada 2 jenis guru yang saat ini sering dibicarakan yaitu Guru biasa dan guru penggerak. Saat diskusi, lokakarya, webinar guru kedua jenis guru ini sering dibandingke (bandingkan-red).

Saat diskusi guru melalui online, sering saya mendengarkan keluh kesah guru tentang guru penggerak. Guru Penggerak di istimewakan, digelontori uang,sering meninggalkan kelas, bla-bla. Saya hanya tersenyum mendengarkannya. Karena diujung curhatannya, usianya sudah lebih 50 tahun, dan ingin menjadi guru penggerak juga, cuman terbentur batasan usia.

Tapi ditulisan kali ini saya membagi 3 jenis katagori guru yaitu Guru biasa, guru penggerak dan guru rebahan. Jadi nambah satu lagi. Yaitu jenis guru rebahan.

***

Apa itu Guru Biasa, Guru Penggerak dan Guru Rebahan?

Guru di sekolah penulis sedang mengajarkan cara membuat teks berpidato (Dokpri)
Guru di sekolah penulis sedang mengajarkan cara membuat teks berpidato (Dokpri)

Secara harfiah, sahabat pendidik, Kompasianer tentu sudah mengerti arti ketiga kata tersebut yaitu biasa, penggerak, dan rebahan. Dan dua jenis kata menjadi penyebab pembelahan profesi guru menurut persepsi seorang pengamat pendidikan.

Tapi bukan itu maksud saya dalam tulisan ini. Ojo dibandingke, guru biasa, guru penggerak dan guru rebahan. Tapi diambil sisi positipnya dan menjadi inspirasi bagi guru meningkatkan pengembangan diri dan kompetensi masing-masing secara berkelanjutan diera digital.

***

Guru Biasa

Guru di sekolah penulis sedang membagikan materi pembelajaran yang akan dipelajari di kelas (Dokpri)
Guru di sekolah penulis sedang membagikan materi pembelajaran yang akan dipelajari di kelas (Dokpri)

Guru Biasa adalah kepanjangan dari Belajar, Interaktif, Aktif, Sistematis dan Aspiratif. Seorang guru harus memiliki kelima aspek tersebut sebagai seorang guru yang profesional.

Guru tentunya harus terus belajar. Karena belajar itu sepanjang hayat. Menurut Presiden Joko Widodo, upaya belajar sepanjang hayat atau lifelong learning tidak sebatas lagi narasi, melainkan bisa mengubah kehidupan masyarakat.

Guru yang malas belajar, maka akan tertinggal dari banyak hal. Terutama di era digitalisasi, penggunaan berbagai aplikasi berbasis elektronik menjadi alat bantu buat guru dalam mengajar dan mempermudah penyampaian materi pelajaran, proses KBM bahkan dalam proses administratif guru.

Bukan gurunya yang merasa terjajah oleh aplikasi, tapi bagaimana guru tersebut belajar menggunakan aplikasi dan memanpaatkannya.

Guru juga harus Interaktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang Interaktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Dan merubah Pradigma pembelajaran zaman kolonial yaitu Guru sebagai pusat pembelajaran.

Pembelajaran Interaktif memungkinkan siswa untuk aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan (Psikomotorik) mereka.

Guru aktif adalah guru yang memfasilitasi pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif. Model pembelajaran berceramah dan pemberian tugas, tentunya harus divariasikan dengan berbagai metode lainnya yang lebih inovatif.

Dengan pendekatan ini siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mentalnya. Guru yang fasif membuat siswanya jenuh dan kurang berkembangnya proses pembelajaran di kelas. Misalnya mencatat, berceramah, dan tidak adanya umpan balik antara guru dan siswa saat proses pembelajaran.

Guru yang Sistematis dan Aspiratif adalah guru yang memiliki perencanaan yang baik sebelum melaksankan proses pembelajaran. Misalnya perencanaan pembelajaran (RPP) yang terstruktur dan terorganisir. Tujuan, aktivitas, dan penilaian oleh guru terukur dengan jelas.

Guru juga memiliki bahan ajar  dan ruang kelas yang tetap terorganisir agar siswa dapat diatur dengan baik selama proses pembelajaran.

Terakhir adalah guru Aspiratif yaitu guru yang memiliki semangat dan motivasi tinggi dalam mengajar. Dan guru terus berkomitmen mengembangkan diri dan mencari cara-cara baru untuk meningkatkan keterampilan mengajar.

Mengundang guru lain ke dalam kelas dan meminta masukan konstruktif setelah sebagai cara efektif meningkatkan keterampilan mengajar. Misalnya observasi kelas dengan rekan sejawat sebagai pengamat, ataupun Kepala sekolah sebagai observer.

Bila semua kemampuan belajar, Interaktif, aktif, sistematis dan aspiratif ini terus dikembangkan oleh guru, maka guru biasa bukan menjadi guru biasa-biasa saja.

***

Guru Penggerak

Siswa bbersemangat mengikuti pembelajaran di kelas (Dokpri)
Siswa bbersemangat mengikuti pembelajaran di kelas (Dokpri)

Guru Penggerak adalah Pemimpin, Edukasi, Nasional, Genarasi guru, Efektif Responsif dan aktif kreatif. Bila ada didalam diri guru beberapa aspek tersebut sejatinya ia adalah guru penggerak.

Kepanjangan ini menggambarkan peran penting guru sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan yang efektif, responsif, aktif dan kreatif dalam menginspirasi generasi penerus bangsa.

Program Guru Penggerak misalnya bertujuan mengembangkan kepemimpinan pembelajaran di kalangan guru, sehingga guru penggerak mampu menjadi agen perubahan yang positif dalam sistem pendidikan, baik dimasa kini maupun di masa depan.

***

Guru Rebahan

Guru di sekolah penulis menjelaskan cara membuat teks pidato kepada siswa (Dokpri)
Guru di sekolah penulis menjelaskan cara membuat teks pidato kepada siswa (Dokpri)

Guru Rebahan bukan berarti guru yang mager (malas gerak), atau guru yang hanya bermalas-malasan ditempat tidur. Bukan itu maksudnya.

Guru Rebahan adalah Guru yang rajin belajar, Efektif dalam mengelola waktu, Berprestasi dalam Akademik, Aktif dalam kegiatan sekolah, Haus akan pengetahuan, Amanah dalam tugas, Niat untuk sukses.

Guru Rebahan merupakan guru yang diidolakan murid. Walaupun menyandang label guru, namun tetap rajin belajar. Meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ataupun terus mengasah pengetahuan dan keterampilan guru dengan terus belajar dari manapun.

Guru disiplin mengelola waktu juga menjadi panutan murid. Masuk kelas tepat waktu. Dan tidak pernah terlambat ataupun sering meninggalkan sekolah dengan berbagai alasan sehingga merugikan siswa mendapatkan pembelajaran.

Berprestasi dalam Akademik merupakan guru ideal masa kini dan masa depan. Prestasi akademik  memainkan peran penting dalam memantau kemajuan siswa dan memastikan kualitas pendidikan yang diberikan.

Menjadi guru yang aktif dalam kegiatan sekolah merupakan guru yang bisa dicontoh dan menjadi model bagi guru lain. Misalnya aktif menjadi penggerak sebagai narasumber di komunitas belajar. Aktif sebagai pembina Pramuka dan kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan sekolah. 

Siswa membaca teks pidato yang telah dibuat di depan kelas (Dokpri)
Siswa membaca teks pidato yang telah dibuat di depan kelas (Dokpri)

Selain itu juga ikut berperan aktif membantu pekerjaan Kepala Sekolah seperti menjadi Bendahara BOSP dan Bosda di sekolah dalam hal pengelolaan keuangan. 

Guru yang haus akan pengetahuan, adalah seorang pendidik yang memiliki nafsu dan semangat besar untuk terus belajar dan mengembangkan wawasan serta keterampilannya. Guru semacam ini terlihat dari beberapa indikator yang dimiliki yaitu antusiasme belajar, keterbukaan terhadap perubahan, dan kesediaan berbagi.

Guru yang Amanah dalam tugas. Semua guru harus menyadari menjadi guru merupakan sebuah amanah untuk memajukan pendidikan. Menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan integritas.

Guru yang amanah dalam tugas selalu memperhatikan beberapa aspek, yaitu : kepatuhan pada amanah, konsistensi dan kedisiplinan, etika profesi, dan pengembangan diri.

Terakhir niat dan sukses. Menjadi guru terkandung niatnya, dengan niat yang mulia dan iklas menjadi kunci utama kesuksesan seorang guru.

Siswa mendengarkan penjelasan guru cara membuat teks pidato (Dokpri)
Siswa mendengarkan penjelasan guru cara membuat teks pidato (Dokpri)

Niat menjadi motivasi bagi guru untuk senantiasa menjadikan profesinya sebagai ladang penyaluran pengetahuan yang dimilikinya. Sebuah pepatah mengatakan, " Jika niat kita baik, maka tentunya akan membuahkan hasil yang baik pula."

Guru yang sukses memiliki keyakinan yang kuat, bahwa mereka dapat mendidik dan membentuk karakter siswa. Keyakinan ini harus muncul kepermukaan dengan merefleksi diri, niat awal menjadi guru.

Dan terakhir, guru yang sukses harus konsisten dalam menjalankan tugas dan mengembangkan diri. Dengan niat yang baik, keyakinan yang kuat, dan konsistensi dalam tindakan, seorang guru dapat mencapai kesuksesan dalam membentuk generasi yang dapat berpikir dan membedakan antara baik dan buruk.

Diakhir tulisan ini, saya mengajak pembaca, para pendidik dan Kompasianer memberikan komentar pada tulisan ini dan berdiskusi mengenai guru biasa, guru penggerak dan guru rebahan. Sudahkah kita sebagai guru menjadi ketiga jenis guru tersebut, salah satu, salah dua atau ketiganya?. Selamat membaca dan berdiskusi. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun