Jadi Guru Penggerak bukanlah zona nyaman. Tapi kok banyak yang mengikuti seleksi? Mengapa?
Begitulah, yang dilihat biasanya peserta yang sudah lulus. Dan memang tidak banyak. Biasa hanya hitungan puluhan tiap angkatan.Â
Guru Penggerak angkatan 7 dari Kota Samarinda yang telah dinyatakan lulus dan menyandang "Guru Penggerak" berjumlah 51 orang. Dan akan mengikuti pengukuhan tanggal 20 September di Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Kalimantan Timur.
Angkatan sebelumnya malah lebih sedikit lagi. Sekitar 21 orang saja yang dinyatakan lulus mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Kalau dihitung secara keseluruhan jumlahnya belum mencapai 100-an orang.
Guru Penggerak diproyeksi menjadi Kepala Sekolah?
Sangat beralasan kalau guru penggerak diproyeksikan menjadi Kepala Sekolah. Menurut Plt.Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, saat berkunjung ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Praptono mengatakan, "Guru penggerak merupakan orang-orang pilihan yang sudah menjalani seleksi dan pendidikan ketat."
Walaupun diprioritas menjadi Kepala Sekolah, seorang Guru penggerak harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan Permendikbud Ristek nomor 40 tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai Kepala Sekolah.
Di antaranya selain memiliki sertifikat Guru Penggerak, mempunyai kualifikasi akademik Sarjana (S1), memiliki sertifikat pendidik, berpangkat/golongan ruang minimal III/b bagi guru yang berstatus PNS. Dan guru ahli pertama bagi ASN PPPK. Memiliki kinerja guru minimal baik selama 2 tahun terakhir, memiliki pengalaman manajerial paling singkat 2 tahun terakhir, organisasi pendidikan dan pada Komunitas pendidikan.
Selain itu tidak pernah menjalani hukuman disiplin, sehat jasmani dan rohani dan bebas narkotika. Tidak menjadi tersangka atau terdakwa. Dan berusia paling tinggi 56 tahun pada saat diberi penugasan sebagai kepala sekolah.
Menjadi Guru Penggerak bukanlah zona yang nyaman bagi seorang guru yang ingin nyaman. Tidur siang, setelah mengajar akan menjadi terganggu karena harus mengikuti google meet bersama fasilitator. Berdiskusi, mengerjakan tugas di lms, dengan berbagai aneka tugas berbatas waktu (Due date).