Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Tambangan yang Terlupakan

30 Agustus 2023   17:28 Diperbarui: 30 Agustus 2023   17:34 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik kapal kecil hias (gubang-bahasa Kutai) yang berada di bekas lubang tambangan batu bara (Dokumentasi pribadi/Riduannor)

Tambang disebut juga lombong. Yang bisa berarti cebakan, parit, lubang di dalam tanah. Dalam KBBI tambang juga bermakna tempat untuk menggali (mengambil) hasil dari dalam bumi berupa biji, logam mulia, batu bara, dan lain sebagainya.

Awal Mula Tambang Batu Bara di Kalimantan

Tidak asing lagi bagi warga Samarinda dengan sebutan batu bara. Emas hitam ini sudah menjadi ajang ekspedisi pertambangan batu bara yang berawal dari Samarinda. 

Tahun 1845 pedagang-pedagang dari Inggris dibawah naungan perusahaan George Peacock (GP) King melakukan penelitian di sekitar Sungai Mahakam. 

Dari penelitian mereka, ditemukan sungai Mahakam memiliki lapisan yang kaya unsur batu bara. Dan penambangan untuk mencari batu bara banyak dilakukan di sekitar sungai Mahakam.

Pusat Pemerintahan Samarinda di tahun 1845 berada di bawah Kesultanan Kutai. Kekuasaan kerajaan Kutai saat itu meliputi hampir seluruh pulau Kalimantan.

Di tahun 1825-1845 telah terjadi perjanjian antara kerajaan Kutai dengan pemerintahan Kolonial yang berkuasa sah di pesisir Kalimantan Timur. Termasuk Samarinda yang pada waktu itu menjadi akses menuju Kutai melalui jalur Sungai Mahakam.

***

Lapisan Sejarah tambangan di Kalimantan

Kegiatan penambangan emas hitam yang merupakan sumber kekayaan di Kalimantan menjadi penarik penjajahan kolonial Belanda untuk berkuasa. Ekspedisi batu bara yang dilakukan para GP King terus berlanjut. Hingga berbuah hasil penemuan batu bara berkualitas baik di sekitar Palaran.

Batu bara merupakan bahan bakar yang mendorong Revolusi Industri di Inggris. Dari batu bara juga dilakukan ekpedisi dan eksploitasi pada negara-negara kolonial Inggris membangun kerajaan.

Namun, tragedi pemakaian batu bara sebagai sumber bahan bakar sekitar tahun 1950an secara massif mengakibatkan selimut polusi udara dari pembakaran batu bara, yang menewaskan ribuan warga Kota London.

Efek kerusakan pemanpaatan batubara terhadap alam dan lingkungan sekitar tidak dapat diperbaiki oleh bumi bahkan manusia. Rantai kepemilikan tambangan batu bara yang dilakukan dari zaman kolonial hingga moderen saat ini menimbulkan penambangan, pembakaran, sampai ke pembuangan limbah.

***

Bekas Tambangan membuat lubang-lubang besar

Aktivitas penambangan Batu bara di Kalimantan Timur (Sumber gambar :  Google images/ dean cavalera)
Aktivitas penambangan Batu bara di Kalimantan Timur (Sumber gambar :  Google images/ dean cavalera)

Saat ini di Kota Samarinda, bak Kota yang dikepung oleh lubang-lubang tambang. Hampir di setiap kecamatan ada bekas lubang tambang yang ditinggalkan oleh pengusaha ketika batu baranya sudah habis.

Penambangan besar-besar baik legal maupun ilegal pastinya meninggalkan luka pada bumi. Pengikisan tanah, produksi air yang menurun, dan terjadinya penggusuran masyarakat adat setempat juga membuat hutan lindung makin rusak.

Masyarakat adat setempat merupakan penjaga kelestarian hutan lindung sekitar. Kearifan masyarakat suku dayak dengan filosofinya hutan dan alam sebagai warisan leluhur, budaya dan nilai-nilai religius yang menjadi bagian kehidupan mereka.

Bila musim hujan tiba, hujan yang dalam hitungan jam saja sudah mengakibatkan jalan-jalan kota tergenang banjir. Bahkan kiriman air berlumpur bisa mengenangi rumah-rumah warga sekitar bekas lubang tambang.

***

Hasil pembakaran batu bara sebagai bahan bakar juga berakibat perubahan iklim yang semakin memburuk akibat efek rumah kaca. Tambang batu bara pertama kali didirikan oleh perusahaan batu bara swasta pertama bernama Oost-Borneo Maatschapij yang menguasai pinggir sungai mahakam antara Samarinda sampai dengan tenggarong pada tahun 1888.

Lubang-lubang raksasa yang membentuk danau ketika hujan turun bak sebuah bendungan diatas gunung. Bisa dibayangkan bila terjadi musim hujan. Danau-danau bekas tambangan tersebut penuh terisi air yang bisa mengakibatkan banjir bah bila turun kelereng-lereng bukit dan lokasi tinggi bekas tambangan.

Pemanpaatan Danau bekas tambangan 

Bekas lubang Tambang batubara yang membentuk danau besar dijadikan tempat wisata (Dokumen pribadi/Riduannor)
Bekas lubang Tambang batubara yang membentuk danau besar dijadikan tempat wisata (Dokumen pribadi/Riduannor)

Lubang-lubang tambang yang telah ditinggalkan setelah batu baranya habis meninggalkan danau-danau besar ketika musim hujan. Danau-danau besar tersebar dimana-mana yang merupakan danau buatan tercipta dari bekas tambang batu bara.

Lubang bekas tambang batu bara yang menganga bila dimanpaatkan dengan baik justru menimbulkan keuntungan. Dan tentunya menghasilkan cuan bagi yang mengelolanya.

Kapal hias dan perahu yang berjejer di taman gubang bekas lubang tambangan yang menjadi Danau (Dokumentasi pribadi/Riduannor)
Kapal hias dan perahu yang berjejer di taman gubang bekas lubang tambangan yang menjadi Danau (Dokumentasi pribadi/Riduannor)

Misalnya lubang bekas tambangan batu bara yang menjadi danau besar yang disebut dengan taman gubang terletak di tenggarong Kutai Kartanegara. Gubang diambil dari bahasa Kutai yang dalam bahasa Indonesianya adalah perahu. 

Lubang bekas tambang yang menjadi danau buatan ini disulap menjadi tempat wisata air. Yang dibuka setiap hari dengan biaya masuk sebesar Rp.10.000 bagi pengunjung yang mengendarai mobil. Dan bila ingin menyewa, gubang atau perahu  yang dihias pengunjung bisa membayar Rp.100.000 yang bisa diisi satu keluarga.

Kapal kecil hias unik di danau bekas tambangan batu bara yang menjadi tempat wisata (Dokumen pribadi/Riduannor)
Kapal kecil hias unik di danau bekas tambangan batu bara yang menjadi tempat wisata (Dokumen pribadi/Riduannor)

Sehingga lubang bekas tambangan tersebut menjadi tempat wisata yang unik. Setiap pengunjung bisa memutari danau menggunakan perahu, sambil bernyanyi dan berkaroeke ria bersama keluarga, teman, atau rombongan kantor.

***

Selain dimanpaatkan sebagai tempat wisata lubang bekas tambangan batu bara juga dimanpaatkan menjadi sumber air bersih yang dialirkan kerumah-rumah warga sekitar.

Bahkan beberapa warga masyarakat sekitar juga bisa memanpaatnya membuat tambak ikan. Misalnya ikan nila yang pernah dibudidayakan di danau wisata taman gubang sebelum dikelola menjadi wisata air sekarang ini. 

Di danau tersebut terdapat ikan nila yang besar-besar. Dan bisa juga dijadikan wisata memancing bagi pengunjung. 

Di tempat penulis pun danau-danau bekas tambangan batu bara dikelola menjadi sumber air besar yang dialirkan melalui pipa. Tanpa perlu menggunakan mesin pompa. Air mengalir sendirinya kerumah-rumah layaknya air PDAM. 

Bahkan air ini seakan tak ada habisnya, dan bisa digunakan 24 jam non stop. Dan yang menguntungkan warga sekitar tak perlu membayar iuran tiap bulannya layaknya air PDAM yang dikelola Pemerintah.

***

Reklamasi Tambangan Batu Bara menjadi Perumahan

Suasana perumahan yang berdiri di tanah bekas reklamasi tambangan batu bara (Dokumen pribadi/Riduannor)
Suasana perumahan yang berdiri di tanah bekas reklamasi tambangan batu bara (Dokumen pribadi/Riduannor)

Airnya pun jernih dan tidak berbau, sehingga aman dikonsumsi. Tapi warga sekitar lebih memanpaatkannya buat mencuci baju, mencuci motor dan kebutuhan mandi. 

Sedangkan untuk minum dan memasak tetap menggunakan air PDAM. Selain itu bekas tambang ditimbun kembali oleh beberapa pemilik dan dijadikan perumahan. 

Jalan menuju perumahan bekas tambangan batu bara yang dikelola menjadi perumahan (Dokumen pribadi/Riduannor)
Jalan menuju perumahan bekas tambangan batu bara yang dikelola menjadi perumahan (Dokumen pribadi/Riduannor)

Beberapa tambang yang dikelola secara legal dilakukan reklamasi tambang. Setelah direklamasi, tanah dan lingkungannya bisa digunakan kembali menjadi perumahan.

Perumahan yang berada di dataran yang agak tinggi bekas tambangan batu bara hasil reklamasi menjadi menarik dan terkesan layaknya berada di villa-villa kecil. 

Suasananya yang sepi, nyaman dan tenang juga menjadi daya tarik. Dulu saat ditambang, lokasi ini memang jauh dari perkampungan. Walaupun tanahnya tidak sesubur tanah bukan bekas tambang. 

Lingkungan perumahan bekas tambangan batu bara yang telah direklamasi tambang (Dokumen pribadi/Riduannor)
Lingkungan perumahan bekas tambangan batu bara yang telah direklamasi tambang (Dokumen pribadi/Riduannor)

Pengelolaan bekas tambangan batu bara dengan baik oleh pengusaha tambang menjadikan manpaat yang besar bagi lingkungan sekitar. Dan mengurangi dampak lingkungan yang merugikan seperti tanah longsor dan banjir. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun