Pemimpin pembelajaran sering kali ditemukan kendala dan hambatan yang terjadi di sekolah. Dalam menyelesaikan sebuah masalah kita sering terfokus pada masalah atau kekurangan yang ada. Tanpa disadari banyak sekali kekuatan-kekuatan yang ada di sekolah.
Pemberian Beasiswa PIP bagi Siswa Sekolah
Pemberian beasiswa kepada siswa yang tidak mampu biasa diberikan secara terbatas melalui dapodik. Diberikan kepada siswa yang memenuhi persyaratan tertentu. Misalnya : Siswa miskin, anak yatim atau piatu, dan yatim piatu, dan anak yang mengalami Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat diusulkan mendapatkan beasiswa PIP.
Namun, kedatangan Ibu Dr.Ir. Hetifah Sjaifudin, MPP ke sekolah penulis dalam rangka pemberian kuota tambahan Beasiswa PIP melalui jalur diluar dapodik, sangat membuat orang tua siswa senang dan merasa terbantu untuk biaya pendidikan anaknya di sekolah.
Beliau merupakan anggota DPR RI dari provinsi Kalimantan Timur, membidangi komisi pendidikan yang selalu konsisten mengusahakan kuota tambahan beasiswa PIP yang diberikan oleh Kemendikbud.Â
Kerjasama dengan pihak luar seperti pemberian beasiswa merupakan salah satu dari tujuh aset utama yang ada di sekolah. Aset sekolah itu terdiri dari : modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan atau alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya.
Sebagai seorang Kepala Sekolah ada dua pendekatan yang bisa dilakukan  yaitu pendekatan berbasis kekurangan atau masalah dan pendekatan aset. Dan menurut saya, kedua pendekatan inipun bisa dikolaborasikan untuk mendapatkan satu tujuan perkembangan pengelolaan sekolah yang berpihak pada murid.
Sebagai CGP Angkatan 7 Kota Samarinda yang telah diangkat menjadi kepala sekolah yang berada di daerah pinggiran kota Samarinda. Penulis melakukan berbagai aksi nyata dan praktik baik untuk mentrasformasi berbagai ilmu pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti Pendidikan CGP.
Untuk memenuhi kebutuhan murid, seorang guru penggerak dapat memiliki visi murid impian dimasa depan, mengelola semua kekuatan yang dimilki sekolah agar tercipta pada akhirnya sosok propil pelajar Pancasila (*)