Hal yang berkesan dari Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 7 Kota Samarinda adalah dilantiknya sebagai Kepala Sekolah sebelum pendidikan itu selesai. Sebuah tanggung jawab dan tugas baru dibebankan di pundak CGP untuk melakukan perubahan pada sekolah tempat tugasnya yang baru.Â
SAMARINDA -Setelah mengikuti Pelantikan Kepala Sekolah yang dilakukan oleh Walikota Samarinda dan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Bapak Asli Nuryadin, S.Pd.,MM, Ketua DPRD Kota Samarinda, Camat Sungai pinang, dan Undangan yang terdiri dari ASN dilingkungan Pemkot Samarinda dan Disdikbud Kota Samarinda.
Hari Jumat (26/05/2023) dilanjutkan Serah terima Jabatan (Sertijab) dari Kepala Sekolah lama kepada Kepala Sekolah baru. Ada 25 Kepala Sekolah baru yang terdiri dari SD dan SMP mengikuti prosesi Sertijab. Dan 14 Kepala Sekolah lama yang mengikuti sertijab karena pensiun atau perpindahan tugas ke sekolah lain.
Sebanyak 6 CGP Angkatan 7 Kota Samarinda di angkat sebagai Kepala Sekolah baru. Hal ini merupakan sebuah tantangan, dan amanah yang harus dijalankan.Â
Tantangannya, sejauh mana seorang CGP bisa mempraktikkan ilmu yang didapatkannya selama pendidikan dan membawa sekolah kearah perubahan yang lebih baik.
***
Jabatan adalah sebuah Amanah dan Tanggung jawab
Kita menjadi bijak bukan karena masa lalu, tetapi tanggung jawab akan masa depan. Inovasi membedakan seorang pemimpin dan pengikut - Steve Jobs.
Sebuah jabatan adalah amanah. Dan kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Samarinda sebagai Kepala Sekolah tersebut harus dilaksanakan sebaik-baiknya dengan keihlasan, kesabaran, dan penuh tanggung jawab.
Sertijab dilaksanakan di lantai 4 Dinas Disdikbud Kota Samarinda dengan disaksikan langsung oleh Bapak Dr.Asli Nuryadin, S.Pd.,MM selaku Kepala Dinas. Penanda tanganan sertijab Kepala Sekolah berlangsung dengan hikmat dan lancar.Â
Pada kesempatan sambutan Kepala Dinas Disdikbud Kota Samarinda, setelah sertijab banyak pesan dan nasihat yang beliau sampaikan. Terutama bagi Kepala Sekolah baru.Â
Diantara pesan beliau, Kepala Sekolah itu layaknya seorang sopir yang membawa sebuah kendaraan. Mau dibawa kemana kendaraan tersebut, tergantung sopirnya. Begitupula dengan Kepala Sekolah. Seorang Kepala Sekolah harus bisa dan mampu membawa perubahan pendidikan. Era digitalisasi, teknologi dan informasi merupakan sebuah tantangan besar bagi seorang Kepala Sekolah untuk menjawabnya.
***
Takdir dan perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Hari ini, besok dan kedepan adalah sudah diatur dan ketentuan dari Allah Subhanawa ta ala. Begitupula perubahan tidak bisa terhindarkan. Yang kita lakukan adalah sabar, iklas, dan menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab - Dr. Asli Nuryadin, S.Pd.,MM
Menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah. Harus bijaksana, punya jiwa leadership dan manajerial. Apa yang beliau sampaikan menjadi perenungan bagi penulis sendiri diantara salah satu Kepala Sekolah yang ditunjuk dan diberikan kepercayaan.
Saya mengingat dan merefleksi diri. Diawal saya mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 7 Kota Samarinda. Penulis tertarik mengikutinya, pasti banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Selain tidak mudah mengikuti seleksinya dan bisa lulus.
Ada 200.000 guru yang mengikuti seleksi CGP diangkatan 7 dan hanya 20.000 guru yang dinyatakan lulus dan bisa mengikuti Pendidikan CGP. Bahkan diangkatan 7 termasuk angkatan yang terbanyak diikuti oleh para pendidik.
Sebelumnya tidak terpikir bagi penulis, kalau mengikuti CGP akan diangkat sebagai Kepala Sekolah. Banyak ilmu baru yang didapatkan baik untuk pembelajaran, sekolah dan juga komunitas praktisi pendidikan.
***
Guru Penggerak dan Transformasi Pendidikan
Guru Penggerak merupakan efisode ke-5 bagian dari kebijakan Merdeka belajar yang telah dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).Â
Penulis sadar mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP), banyak tantangan yang dihadapi. Dan harus siap keluar dari zona aman. Terutama menjadi seorang Kepala Sekolah sementara pendidikan CGP belum selesai. Harus bisa membagi waktu.
Menyelesaikan tugas mandiri di LMS, diskusi di ruang Kolaborasi (rukol) di google meet, dan Lokakarya CGP yang dilaksanakan pada hari minggu setiap awal bulan. Dan pendampingan Pengajar Praktik (PP) yang langsung datang ke sekolah melakukan aksi nyata.
Selain itu harus menjalankan tugas dan tanggung jawab yang baru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah baru. Menciptakan budaya positif dan berbagi praktik baik dan aksi nyata sesuai dengan profil pelajar pancasila.
***
Harapan Mas Menteri Bagi Guru Penggerak
Pada setiap kesempatan mas menteri (sapaan Mendikbudristek), dihadapan Kepala Daerah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan Kota. Berharap dan menyatakan agar tahun ini dan tahun depan, guru-guru penggerak diangkat menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas.
Hal ini sesuai dengan Permendikbud nomor 40 Tahun 2001 tentang penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Mengapa Mas Menteri meminta Guru penggerak diangkat jadi Kepala Sekolah dan Pengawas?.
Tidak dipungkiri banyak guru penggerak yang masih berumur muda. Bahkan diragukan kemampuannya oleh organisasi guru sendiri. Tetapi menurut Mas Menteri, mereka telah berhasil mengikuti pendidikan dengan semua tantangan. Yang menempa para Guru Penggerak dari segi karakter dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan.
Apa yang diinginkan Mendikbud, Nadiem Makarim langsung di jawab oleh Walikota Samarinda dan Ka.Disdikbud Kota Samarinda, dengan mengangkat para CGP Angkatan 7 Kota Samarinda menjadi Kepala Sekolah.
***
Di akhir tulisan ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai Guru Penggerak harus siap bergerak, tergerak dan menggerakkan sebagai agen perubahan pendidikan.Â
Menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai kodrat alam dan zamannya menjadi sebuah keniscayaan.Â
Ada 3 bekal penting yang penulis dapatkan selama mengikuti program guru penggerak yaitu paradigma dan visi, pembelajaran berpihak pada murid. Serta pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sekolah.
Dan tugas baru yang diberikan menjadi ajang menerapkan ilmu pengetahuan, konsep dan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) menjadi sebuah aksi nyata.
Mengajak rekan sejawat dan komunitas praktisi yang ada dilingkungan sekolah atau diluar untuk saling berbagi praktik baik, dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh Guru Penggerak  dan semua guru yang tergabung di komunitas yang ada(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI