Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wawancara Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan oleh Guru Penggerak

14 April 2023   09:56 Diperbarui: 14 April 2023   10:06 5617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara dengan Kepala Sekolah pengambilan keputusan kasus dilema etika atau bujukan moral | Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa

Di modul 3.1 yang dipelajari oleh seorang guru penggerak membahas secara khusus bagaimana seorang CGP melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin.

Mewawancarai Kepala Sekolah  merupakan bagian tugas secara mandiri Demonstrasi Kontekstual modul 3.1 di Pendidikan Guru Penggerak (PGP). 

Dengan melakukan wawancara Kepala Sekolah, diharapkan seorang CGP mendapatkan penguatan dari materi modul 3.1 yang sudah dipelajari secara teoritis. 

Sehingga dari hasil wawancara didapatkan berbagai pengalaman dari kepala sekolah dalam praktik pengambilan keputusan yang selama ini di jalankan. Baik untuk kasus-kasus yang bernilai kebajikan dan kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar. Dan juga berkenaan dengan bujukan moral.

Ada tiga Kepala Sekolah yang  saya wawancarai. Pertama, Bapak M. Aini selaku Kepala Sekolah SD Negeri 005 Sungai Kunjang yang merupakan pimpinan sekolah tempat penulis bertugas.

Selanjutnya Bapak H.Atim Wahyudi sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 026 Sungai Kunjang dan Bapak H. Sudarmi selaku Kepala Sekolah SD Negeri 016 Sungai Kunjang.

***

Wawancara dengan Kepala Sekolah pengambilan keputusan kasus dilema etika atau bujukan moral | Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa
Wawancara dengan Kepala Sekolah pengambilan keputusan kasus dilema etika atau bujukan moral | Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa

Di artikel ini saya hanya menuliskan hasil wawancara dengan bapak Aini sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 005 Sungai Kunjang. Karena pada video wawancara Kepala Sekolah yang penulis sematkan hanya dua Kepala Sekolah yang berada dilingkungan kecamatan penulis bertugas.

Riduannor (CGP) : " Selama ini bagaimana bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?."

M.Aini (Kepala Sekolah) : " Sebagai Kepala sekolah dalam mengambil sebuah keputusan saya mempertimbangkan berbagai masukan, berupa informasi faktual. Dan segala keputusan yang saya ambil mengacu berdasarkan aturan dari pemerintah, dan aturan yang dibuat oleh sekolah yang bersinergis untuk menciptakan suasana sekolah yang nyaman, aman dan sesuai dengan visi sekolah."

Riduannor (CGP) : " Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebaikan?."

M.Aini (Kepala Sekolah) : " Saya dalam membuat sebuah keputusan, selalu mempertimbangkan masukan dari teman sejawat yang bisa dikatakan di tuakan di sekolah. Misalnya guru yang dianggap senior atau wakil Kepala sekolah. Walaupun di SD itu tidak ada istilah wakepsek, tapi biasa Kepala sekolah menunjuk untuk membantu tugas-tugas seorang Kepala Sekolah. Pada kondisi tertentu, yang saya tidak bisa memecahkan suatu masalah, meminta pendapat dan masukan dari Pengawas Sekolah untuk mencari solusi yang terbaik."

Riduannor (CGP) : " Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini?."

M. Aini (Kepala Sekolah) : " Biasa saya mencari informasi dulu dari berbagai pihak. Baik dari teman sejawat, komite sekolah, orang tua siswa bergantung permasalahannya berkenaan dengan apa. Lalu setelah didapatkan berbagai informasi tersebut, saya melakukan analisis dalam mengambil keputusan yang terbaik."

Riduannor (CGP) : " Langkah-langkah apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?"

M. Aini (Kepala Sekolah) : " Sebuah keputusan yang diambil bisa saya anggap efektif, bila masalah yang di selesaikan bisa berjalan secara objektif, tidak memihak, dan dapat diselesaikan secara bijaksana tanpa menyakiti perasaan di salah satu pihak yang sedang bermasalah. Baik itu guru dengan teman sejawat atau guru dengan orang tua siswa. Dan juga guru dengan siswa itu sendiri."

Riduannor (CGP) : " Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?."

M.Aini (Kepala Sekolah) : " Tantangannya, sebuah keputusan yang diambil oleh seorang Kepala Sekolah terkadang tidak memuaskan semua pihak, atau sebagian pihak. Tentunya saya bisa memberikan pengertian kepada sebagian pihak lainnya yang bermasalah atau sebuah keputusan bersama yang diambil. Misalnya dalam rapat musyawarah guru saat pembagian kelas. Ada guru A ingin dikelas 3, sedangkan guru B ingin juga disana. Atau guru C ingin dikelas 4 tidak mau ditaruh dikelas 6. Perbedaan pendapat biasa terjadi. Namun bagaimana keputusan yang saya ambil bisa dinilai bijaksana oleh semua pihak dan dirasakan adil."

Riduannor (CGP) : " Apakah Bapak memiliki sebuah tatkala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika. Apakah Anda langsung menyelesaikan ditempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannya. Bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?."

M.Aini (Kepala Sekolah) : " Biasa saya melakukan penjadwalan dalam menyelesaikan kasus dilema etika. Dengan memanggil secara bergantian yang bersangkutan. Setelah didapatkan jalan penyelesaiannya, saya akan menemukan kedua pihak yang bermasalah dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara baik dan bijaksana."

Riduannor (CGP) : " Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?."

M.Aini (Kepala Sekolah) : " Selain keluarga yang mendukung, juga rekan sejawat dan warga sekolah yang perlu kerjasama dan kekompakan sebagai sebuah tim dalam setiap pengambilan keputusan terkait penyelesaian kasus-kasus yang ada berkenaan dengan dilema etika dan bujukan moral."

Riduannor (CGP) : " Dari semua hal yang telah di sampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika."

M. Aini (Kepala Sekolah) : " Saya mendapatkan berbagai pengalaman dari beberapa sekolah yang saya pernah bertugas sebelumnya, terutama ditahun pertama menjadi Kepala Sekolah. Seorang Kepala sekolah bukan hanya dituntut bisa menjadi pemimpin disekolah. Tapi berbagai masalah yang sifatnya kompleks harus bisa ditangani dan di selesaikan oleh seorang Kepala sekolah."

***

Dari beberapa pertanyaan yang digali selama wawancara oleh penulis, pada tiga kepala sekolah yang di wawancarai mempunyai pengalaman berbeda dari berbagai kasus yang mereka selesaikan.

Dari sana saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) dapat mengetahui maupun belajar sebagai penguatan dalam pengambilan keputusan yang mereka lakukan pada kasus dilema etika dan bujukan moral (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun