Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penusukan OTK Meresahkan dan Cara Menghindari Jadi Sasaran OTK

25 Oktober 2022   15:18 Diperbarui: 27 Oktober 2022   17:12 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanpaatan media sosial Whatsaap untuk berkomunikasi dengan orangtua (pixabay)

Sepekan terakhir, penusukan Orang Tidak Dikenal (OTK) kian meresahkan. Kejadian di Cimahi, bogor dan serang yang dilakukan OTK, modusnya hampir sama. Menyerang, menusuk dan melukai, kemudian melarikan diri. Anehnya pelaku, tidak mengambil barang korban, layaknya perampokan, jambret, atau kejahatan jalanan lainnya. Apa sebenarnya yang diinginkan OTK?

Dari berita televisi, dan media online dikatakan penusukan OTK pertama terjadi di Cimahi korbannya seorang bocah SD Kelas 6 berinisial PS (12), yang berjalan kaki pulang dari mengaji. 

Ada juga seorang Mahasiswa berinisial TZ atau Lia (20) warga bogor ditusuk  di rumahnya sendiri oleh seorang pria yang menyaru sebagai petugas sensus kependudukan.

Ada lagi seorang pria berinisial MN(37) warga kebaharan, kota Serang Banten tewas ditusuk OTK sepulang menunaikan sholat jum'at. Ada beberapa luka tusuk ditubuhnya, yang mengakibatkan MN tewas.

***

Penusukan OTK yang meresahkan Warga

Kejadian yang sama, juga terjadi di beberapa daerah lain. Motif dan tujuan pelaku masih didalami oleh pihak kepolisian dari beberapa pelaku yang tertangkap.

Apapun alasannya, kejadian penusukan di jalan, di rumah sendiri, bahkan saat selesai beribadah sangat meresahkan warga sekitar lingkungan kejadian.

Untuk daerah tempat tinggal penulis sampai saat ini tidak ada kejadian penusukan OTK. Dan semoga tidak ada, sehingga suasana saat kita bepergian di jalan menjadi aman. 

Tapi bukan berarti membuat kita lengah dan tidak waspada. Kejadian yang sering ramai di Kota Samarinda beberapa waktu lalu adalah penculikan anak yang dilakukan OTK. Sehingga sempat resah orang tua murid. 

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sekolah meminta kepada paguyuban orang tua murid dan Komite sekolah menjemput anaknya 5-10 menit sebelum pulangan sekolah.

Pemanpaatan media sosial Whatsaap untuk berkomunikasi dengan orangtua (pixabay)
Pemanpaatan media sosial Whatsaap untuk berkomunikasi dengan orangtua (pixabay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun