Kemudian sang Kyai melakukan rapat dan pertemuan dengan tokoh, dan para Kyai NU se-jawa dan Madura di Bubutan, Surabaya. Hingga lahirlah "Resolusi Jihad NU" untuk mempertahankan kemerdekaan bagian dari cinta tanah air dan hukumnya adalah wajib (Fardhu Ain).
Inilah yang terjadi di Hari Santri, dengan berbagai peristiwa yang melatar belakanginya. Hingga mengobarkan semangat perjuangan seluruh rakyat di tanah air melawan kembalinya pendudukan tentara Belanda yang tergabung dalam NICA.
Merawat Kebhinekaan dan Nilai Kemanusian
Di kesempatan Maulid Nabi Muhammad SAW penceramah, Pak Ustadz Abdul Kadir menyampaikan pentingnya merawat kebhinekaan dan harkat martabat dan nilai kemanusian sesuai dengan tema Hari Santri 2022.
Di tengah masyarakat yang Multikulturisme, dan beragam perbedaan yang ada di Indonesia bukan menjadikan alasan untuk merasa berbeda. Justru menjadi perekat dan menguatkan persatuan bangsa Indonesia.
Ujian dan perjalanan bangsa Indonesia, yang ratusan tahun di jajah oleh bangsa lain, menjadikan sebuah pelajaran yang berharga pentingnya persatuan dengan cara merawat kebhinekaan dan nilai kemanusiaan yang telah di tanamkan para pahlawan, pejuang, pemimpin, dan pendahulu bangsa ini.
***
Bagaiamana cara merawat Kebhinekaan?
Bangsa Indonesia memang di takdirkan sebagai bangsa yang plural. Sebuah bangsa yang mempunyai 300 lebih kelompok etnik atau suku bangsa. Berdasarkan sensus BPS tahun 2010, ada 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh tanah Air.
Dengan banyaknya suku bangsa yang ada di NKRI, sudah selayaknya masyarakat Indonesia menjaga keutuhan NKRI. Agar bangsa ini tidak mudah di adu domba, terpecah belah, dan pengulangan sejarah akan menjadi catatan buruk kembalinya penjajahan bangsa lain terhadap NKRI.
Bila ada permasalahan, cara menyelesaikannya adalah menjunjung tinggi Pancasila dan merealisasikan nilai-nilainya di dalam kehidupan sehari-hari.Â