Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Diinginkan Pendengar Radio kepada Announcer, di Hari Radio Nasional 2022?

11 September 2022   11:37 Diperbarui: 11 September 2022   12:56 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program andalan Belajar di Pro2 RRI Kota Samarinda, Guru Keliling (Dokumen Istimewa/RRI Pro2 Kota Samarinda)

Hari ini merupakan hari Radio Nasional ke-77 Tahun, yang diperingati setiap tanggal 11 September. Stasiun nasional Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan pertama kali pada tahun 1945 silam.

Dalam perjalanannya, radio merupakan alat komunikasi yang bisa didengarkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Radio, tetap bisa bertahap dari zaman ke zaman. 

Bahkan dalam perkembangannya, justru radio yang tadinya berbentuk radio analog dengan fisiknya yang besar, dan berbentuk kontak. Berinovasi, menjadi berbentuk bola, mini dan lebih mudah dibawa kemana-mana.

Penulis sendiri merupakan penggemar radio dari dulu, walaupun sekarang radio banyak ditinggal generasi kekinian. Sebagai generasi jadul, kenangan dan kesan radio yang menjadi teman sehari-hari sebelum perkembangan teknologi komunikasi berkembang pesat, tidak pernah bisa dilupakan.

Sekarang memang banyak media sosial, seperti youtube, media visual streaming dengan berbagai film berlangganan, tersedia dengan lengkap diaplikasi handphone baik berbasis Android, iOS, ataupun windows.

Begitupula dengan radio, sekarang radio sebagai salah satu media penyiaran tertua di dunia, terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Radio sebagai perangkat elektronik analog berinovasi menjadi radio digital, yang bisa didengarkan secara streaming menggunakan internet.

Mengenal jenis frekuensi radio

Program andalan Belajar di Pro2 RRI Kota Samarinda, Guru Keliling (Dokumen Istimewa/RRI Pro2 Kota Samarinda)
Program andalan Belajar di Pro2 RRI Kota Samarinda, Guru Keliling (Dokumen Istimewa/RRI Pro2 Kota Samarinda)

Setiap orang saat ini untuk mendengarkan radio tidak harus melalui radio analog yang konvensional, tapi radio digital  berbasis streaming dan online melalui sambungan internet, bisa didengar tanpa lintas batas. 

Radio analog dibagi atas tiga gelombang yaitu radio dengan pancaran gelombang FM, MW dan SW. 

pertama, siaran radio FM hanya bisa didengar secara domestik dan bersifat lokal di kota atau daerah tertentu, dengan daya jangkau pancaran frekuensi berada diantara 88-108 MHz. Dengan pancaran frekuensi pendek, yang hanya bisa ditangkap di dalam kota dan sekitarnya.

Kedua, siaran radio Mediumwafe (MW) merupakan gelombang radio yang berada alokasi frekuensi pita siaran  dari 525 KHz ke 1606.5 KHz dengan panjang frekuensi sedang. Dan siaran radio MW bisa didengarkan dengan daerah yang agak jauh, dan bisa menjangkau Kabupaten kota yang terdekat.

Ketiga, siaran radio Short Wafe (SW) yang pancaran gelombang radio bekerja pada frekuensi diatas AM yaitu 1600 KHz sampai 30000 KHz. Gelombang ini bisa menjangkau puluhan ribu kilometer. Yang bisa didengar melintasi lintas benua dan negara.

Saat siaran radio dibomnya dua kota Hiroshima dan Nagasaki oleh pihak sekutu yang mengabarkan kekalahan jepang juga bisa didengarkan oleh pejuang kemerdekaan di Indonesia melalui frekuensi radio luar negeri yang menggunakan radio yang menangkap gelombang SW.

***

Apa yang diinginkan pendengar Radio kedepannya?

Penyiar radio RRI Kota Samarinda saat memulai siaran (Dokumen Istimewa/RRI Kota Samarinda)
Penyiar radio RRI Kota Samarinda saat memulai siaran (Dokumen Istimewa/RRI Kota Samarinda)

Diera modern, dan perkembangan berbagai alat komunikasi dan penyiaran yang berkembang pesat di harapkan tidak ketinggalan dengan zaman dengan berbagai media maenstream lainnya. 

Pada zamannya, radio menjadi media favorit semua lapisan masyarakat Indonesia. Banyak siarannya menjadi andalan dan ditunggu-tunggu oleh setiap orang waktu itu misalnya sandiwara radio yang sangat populer sekitar tahun 90-an,  misteri gunung merapi, babad tanah leluhur, saur sepuh (1984), tutur tinular, Mahkota Mayangkara, misteri nini pelet.

Nostalgia masa lalu, radio sebagai media pavorit berbagai lapisan masyarakat diraih kembali di tengah berbagai media maenstream lainnya. Kemasan siaran yang menarik dengan berbagai inovasi, bisa menjadikan radio semakin dicintai dan menarik untuk didengarkan.

Dikutip dari siaran dialog interaktif pendengar radio elshinta, warga masyarakat yang menelpon dan berdialog dengan presenter penyiar, agar radio selain memberikan hiburan kepada masyarakat, juga memberikan informasi yang aktual, cepat dan akurat, dan juga jadi pemersatu bangsa.

***

Announcer Idola pendengar Radio

Mas Fadel Sigalingging dan Mba Ria Ardha, Penyiar Idola pendengar Radio RRI Kota Samarinda (Dokumen Istimewa/ RRI Kota Samarinda) 
Mas Fadel Sigalingging dan Mba Ria Ardha, Penyiar Idola pendengar Radio RRI Kota Samarinda (Dokumen Istimewa/ RRI Kota Samarinda) 

Profesi sebagai Announcer atau presenter radio,  haruslah mempunyai keahlian, dan multitalenta tertentu. Karena tidak semua orang bisa menjadi penyiar yang menghayati pekerjaannya. Sama halnya sebagai seorang penulis. Bisa dikatakan orang yang menjadi penyiar radio, selain profesi juga sebagai hobi.

Penyiar yang profesional, bisa mengambil hati dan dicintai oleh penggemarnya. Sehingga setiap sebuah siaran acara radionya, di sambut hangat, dan ditunggu-tunggu. 

Misalnya Mas Fadel, dan Mba Ria Ardha, yang sering membawakan siaran dipenghujung malam sekitar pukul 11.00-12.00 Wita. Selalu dinantikan para pendengar. Selain berkirim atensi dan bingkisan salam melalui pesan whatsaap, ataupun media sosial yang dimiliki mba Ria Ardha. Pendengar bisa langsung bertelpon, berdialog secara interaktif dengan penyiar.

Selain itu keduanya, bisa membawa suasana yang hangat bagi pendengarnya. Apalagi mas Fadel, yang membawakan jokes segar, saat  berdialog interaktif dengan pendengar lewat sambungan telpon.

Diakhir tulisan ini, penulis mengucapkan kepada segenap Angkasawan dan angkasawati, para Announcer yang mengabdikan dirinya di berbagai Radio di seluruh Nusantara, yang tersebar diseluruh Indonesia. 

Memberikan pencerahan, hiburan serta informasi yang bermanpaat bagi masyarakat luas, "Selamat Hari Radio Nasional yang ke-77" , yang jatuh pada tanggal 11 September 2022. " Sekali diudara tetap diudara". (*)

Twibbonize hari radio Nasional ke-77 (Sumber gambar diolah twibbonize.com)
Twibbonize hari radio Nasional ke-77 (Sumber gambar diolah twibbonize.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun