Ada juga Pipiet Senja, dengan nama aslinya Etty Hadiwati Arief, Kinosyan, nama sebenarnya Ari Wulandari. Dan penulis terkenal Tere Liye, dengan nama aslinya darwis. Andrea hirata adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Harun.Â
Para penulis terkenal tersebut, lebih dikenal dengan nama pena ketimbang nama aslinya. Karena nama pena yang mereka gunakan mudah diingat dan marketable.
Mengapa penulis menggunakan nama pena?
Setiap penulis mempunyai alasan dan tujuan berbeda-beda dalam penggunaan nama pena. Dan sah-sah saja, menggunakan nama pena, sepanjang tetap bertanggung jawab, dan tidak melanggar etika dan moral yang berlaku.
Ketika memulai menulis pertama kali di Kompasiana, terpikir juga membuat akun dengan nama pena. Tapi tidak jadi dengan pertimbangan menggunakan nama asli lebih mudah dikenal teman, sahabat kompasianer.Â
Selain itu nama asli, lebih mudah diverifikasi karena sesuai dengan nama di KTP.Â
Nama Pena, di penulis Kompasiana
Kebanyakan penulis di era digital sekarangpun, masih suka menggunakan nama pena. Karena dengan nama pena, akan mudah dikenal dari segi tulisan, dan warna aliran penulis.
Di Kompasiana, penulis mencermati ada beberapa penulis Kompasianer yang menggunakan nama pena. Misalnya, ada "Acek Rudy", yang selalu ditunggu artikel tulisannya oleh warga kompasiana, karena dibumbui humor dan warna guyunon, khas Acek Rudy yang cair.Â
Sayapun secara pribadi, tidak mengenal secara Kopdar dengan Acek Rudy, karena tempat tinggal yang berbeda pulau. Karena penulis kompasiana tersebar diseluruh penjuru dunia.Â
Nama penanya, begitu kuat lengket diingatan. Adalagi engkong Felix Tani, saya rasa ini juga nama pena, yang terkenal dengan gang sapi. Dari tulisan beliau yang senior dikompasiana, olahan kata, dan kalimatnya, membuat penulis tergelitik untuk tertawa ketika membaca tulisannya.
Memang terkadang kita perlu tertawa, dan rileks dalam membaca sebuah tulisan. Hanya sedikit dari penulis Kompasiana, yang dalam tulisannya mengalir selera humor yang tinggi.Â
Kebanyakan penulis adalah selalu serius dalam artikel yang dituangkan ke Kompasiana. Dalam penilaian saya, Acek Rudy dan Felix Tani, dua penulis dengan nama pena, yang sama-sama langka, dengan selera humor tingkat tinggi. Bisa dikatakan level 7, level tertinggi dikatagori kompasiana.