Meminjam bahasa yang sering digunakan oleh radio Amatir, ketika bertemu diudara, ditindak lanjuti bertemu didarat, saling bertatap muka.
KOPDAR, penulis Kompasiana di Kota tepian, Samarinda dan sekitarnya, seperti halnya dikota besar dan daerah lainnya juga terjadi. Sang Maestro yang biasa setiap pagi menyapa dengan hangat dikolom komentar, di sebuah tulisan, berkunjung dan menyempatkan bertemu langsung dengan penulis Samarinda, balikpapan, dan juga PPU.
Kehangatan beliau dalam menyapa, baik Ayahanda Tjipta dan bunda Roselina, ketika "KOPDAR", sangat cair, dan penuh kekeluargaan. Padahal baru saling mengenal, dan pertama kali bertatap muka langsung. Tapi rasanya, sudah saling kenal puluhan tahun.
***
Istimewanya Dunia Penulis
Inilah dunianya penulis, ramai dalam kata-kata, diam tanpa suara ketika menulis. Dan menuangkan berbagai rangkaian ide, opini, cerita, dan puisi. Saat bertemu, banyak kata-kata penuh inspirasi, dan mendalam, bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh buah pikiran.
Ayahanda Tjipta, bercerita, mengapa menjadi penulis. Apa yang didapatkan seorang penulis, dan apa tujuan hidup sebagai seorang penulis. Saat beliau berada dimasa-masa sulit, sampai bisa menjadikan diri menjadi pencinta dunia literasi.
KOPDAR, bisa terjadi karena adanya kesamaan hobi, yaitu mencintai dunia menulis. Sebagai penulis, merupakan hobi yang tidak semua orang bisa. Dan tidak semua penulis, menemukan jatidirinya, apa yang diinginkan dari menulis.
***
Kata beliau, menulis " melawan pikun", dan memang secara pribadi penulis merasakan efek dari kebiasaan menulis. Sepertinya, virus positip, yang ditularkan oleh Ayahanda Tjipta dan Bunda Roselina, sudah merubah pola dan kebiasaan berpikir penulis.