Film bertema "Horor", memang paling banyak digemari penonton saat ini. Misalnya film KKN di desa penari, yang menjadi film terlaris sepanjang masa. Telah mencapai penonton hingga lebih dari 9,2 juta penonton.
Dari sekian banyak penonton film horor tersebut, apakah semuanya berusia remaja, atau dewasa?. Jawabannya tentu saja tidak, diantara penonton pastilah ada anak-anak, yang saat menonton diajak oleh orang tuanya, kakak, ataupun kerabat keluarga terdekat.Â
Anak yang menonton sebuah film horor, dan tidak sesuai dengan batasan usia yang dianjurkan akan membawa dampak buruk. Di sebuah film horor, biasanya diikuti dengan adegan kekerasan disertai unsur ketakutan.Â
Membuat anak Penakut
Anak yang terbiasa menonton flm bernuansa horor, penuh adegan ketakutan, histeris, wajah yang rusak dan berdarah-darah, dan berbagai jenis hantu sepanjang film, tanpa di sadari menanamkan rasa takut kepada anak yang bisa berlebihan (paranoid).Â
Film horor yang ditonton anak, akan melekat di ingatan. Dan menciptakan memori rasa takut di pikiran anak. Sehingga, imajinasi yang tercipta dan terpola diingatan anak, membuatnya menjadi lebih penakut dari sebelumnya.
Anak menjadi tidak berani tidur sendiri, bahkan tidak berani pergi ke toilet. Sehingga, anak lebih baik ngompol pada malam hari, ketimbang harus pergi ke toilet, yang melalui lorong-lorong rumah sampai menuju dapur, yang terletak tempat buang air.
Mengutip studi ilmiah yang disampaikan seorang propesor seni komunikasi di University of Wincosin, Joane Cantor dan rekannya Dr. kristen Harrison mencatat bahwa anak-anak paling berisiko mengalami ketakutan yang akan bertahan lama.
Anak-anak yang sering menonton film horor, ketika besar, menjadi remaja, bahkan dewasa, berpotensi menjadi takut atapun bisa penakut, ketika berada di tempat yang sepi, gelap, di tengah hutan, ataupun dijalan yang sunyi ketika malam hari.
Adanya, memori masa kecil menonton berbagai film horor, seperti kuntilanak, pocong, hantu budeg, dan berbagai film horor lainnya. Bisa memicu ingatan, seakan-akan ketika berada ditempat yang sunyi dan gelap, sedang diikuti, atau sedang diawasi oleh imajinatif yang muncul dipikiran. Selanjutnya, menciptakan halusinasi, seakan-akan bertemu dengan berbagai tokoh horor, padahal hanya pengaruh rasa takut.
Edukasi menonton film