Chairil Anwar, menjadi inspirasi dan apresiasi pada upaya manusia (khususnya bangsa Indonesia) dalam meraih kemerdekaan dan melepaskan diri dari tangan penjajah.Â
Sisi lain Chairil Anwar, dan Cintanya
Dari Puisinya, berjudul " Taman", tidak usah diragukan lagi, Chairil Anwar seorang yang romantis, bahkan puisinya bisa dikatakan romantis (kelewat) manis.Â
Aku baru tahu, di balik tulisan Chairil yang penuh semangat menggelora, ia tidak malu menunjukkan kerentanannya karena dikoyak-koyak oleh cinta. Bahkan, bisa dikatakan, kisah cinta Chairil nyatanya tidak mulus-mulus amat.
Ia, pernah merasakan cinta tak terbalas, cinta terlambat, ragu, apakah orang yang di sukainya juga mencintainya balik. Bahkan cintanya sempat kandas beberapa kali karena terhalang restu orangtua kekasihnya.
Puisi, "Entahlah", kalau puisi itu ditulis pada masa sekarang, bukan Chairil Anwar yang meramunya, mungkin terkesan  menye-menye. Namun, karena kita sudah familiar dengan sosoknya, rasa dan nerginya menjadi beda.Â
Bahasa cinta, yang dituliskannya dalam sajak-sajaknya, juga menggunakan bahasa idiom dan simbol dari kebudayaan melayu. Bahkan, disebutkan pula dirinya punya "Bahasa rahasia", bahasa yang hanya dimengerti olehnya.Â
Ingin rasanya, membaca buku puisi chairil Anwar berkali-kali, Â Dengan begini, menghidupkannya seribu tahun lagi. Dan di hari spesial beliau, izinkan kusampaikan ...
" Bung, Selamat ulang Tahun!,".Â
Samarinda | Kalimantan Timur, 31 Juli 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H