Ingin berkirim sebuah tulisan pun tidak seribet zaman dulu. Tidak perlu pergi kekantor pos, dan mengirimkannya, melalui kilat khusus atau biasa, dengan cara ditimbang, ataupun dibubuhi dengan beberapa prangko.
Sekarang menulis sebuah buku, kemudian menerbitkannya tidak sesulit dulu. Cukup mengirimkan file tulisan melalui email ataupun WA, tulisan sudah sampai ke penerbit.Â
Bahkan, yang paling mudah menjadi penulis sekarang, adalah menulis di Kompasiana. Bisa melalui hp, laptop, ataupun tablet. Tulis secara online, selesai, langsung terbitkan.
Ada berbagai event, yang berhadiah sampai puluhan juta. Ada juga K-Reward, yang mendapatkan honor hasil tulisan, yang dihitung berdasarkan banyaknya pembaca setiap bulannya.
Untuk mendapatkan K-Reward, homorium yang dikirimkan melalui aplikasi Gojek, berupa dana Gopay. Dengan persyaratan terpenuhi, sudah mendapatkan 25.000 pembaca, 50 Artikel, dan 100 komentar, di artikel tulisan, oleh sesama Kompasianer, dan yang terpenting Akun kompasiana, sudah terverifikasi dan validasi berwarna contreng hijau.
Mencoba menulis Buku
Saat menjadi guru, pertama kali sebagai cpns ditugaskan di daerah transmigrasi, tinggal di sebuah kampung yang serba dengan keterbatasan. Waktu banyak dihabiskan, untuk mengajar, dan memenuhi kebutuhan hidup, yang susah air, tidak adanya listrik.
Sehingga, ditengah serba keterbatasan lainnya, tidak berarti berhenti menulis. Menulis, tetap setiap hari dituangkan di buku diary.Walaupun banyak juga, tulisan yang hilang, dan di bakar. Karena kondisi tempat tugas, yang berpindah-pindah.
Namun, dengan berbagai pengalaman yang telah dirasakan, dan dialami secara nyata selama menjadi guru di transmigrasi, dan daerah terpencil. Menjadi bahan yang berharga, untuk dituangkan ke dalam tulisan, dan membuatnya menjadi sebuah buku (*)
Samarinda | 21 Juli 2022 | Riduannor, S.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H