Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Sosial sampai Google Diblokir, Kembali Lagi ke Zaman Batu?

19 Juli 2022   20:02 Diperbarui: 20 Juli 2022   09:16 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keluarga Flinstones (sumber gambar : beritaunik.net)

Tidak main-main, Pemerintah, lewat Menkoinfo Johnny G. Plate akan memblokir sejumlah Platform Media sosial (Medsos), jika tidak mendaftarkan diri sebagai penyelengga sistem elektronik (PSE), tanggal 20 Juli 2022.

Medsos yang bakal diblokir, sejumlah jejaring sosial raksasa, seperti : Whatsaap, Facebook, Netflix, Instagram, dan juga mesin pencari yang sudah mendunia, Google.

Apa jadinya Medsos, dan Google di blokir?

Semua medsos, yang bakal di blokir, merupakan medsos yang bersentuhan dengan masyarakat dari kelas paling bawah sampai dengan atas. Misalnya saja, Whatsaap, hampir semua hp pasti memilikinya. 

Ada group pedagang sayur keliling, pedagang ikan, penjual kue, membentuk group-group di WA, untuk mempermudah para pedagang menjual, dan melayani pembelinya.

Bahkan penjual air isi ulang pun, menerima order pesanan melalui media murah meriah WA. Aplikasi sejuta umat ini, bukan hanya sebagai media komunikasi penggunanya, tapi juga menjadi tempat membuka lapak, buat berjual beli, dengan cara cash on dilevery (COD).

Belum lagi yang namanya Facebook, banyak masyarakat kecil yang berjualan baju daster, celana dalam, sampai celana panjang secara live. Begitupula penjual kue, penjual makanan, minuman, sehari berapa rupiah uang yang berputar di facebook, instagram, dan juga WA.

Kalau, ancaman pemerintah tersebut tetap dilaksanakan, sampai deadline yang ditentukan para platform tersebut tidak memenuhi kewajibannya sebagai PSE di Indonesia. Bisa jadi banyak pedang virtual, dibeberapa medsos, akan menutup usahanya.

Dimasa sulit, akan membuat masyarakat kecil menjadi tambah sulit. Karena tidak bisa lagi mengakses beberapa media sosial sejuta umat tersebut, buat berjualan secara online.

Bisakah Insan Milenial, hidup tanpa medsos, karena di blokir?

Saya membayangkan, bagaimana jejaring sosial raksasa tersebut, tetap ngeyel dan cuek dengan ancaman pemerintah yang akan memblokir medsos, netflix, dan Google. 

Dan tetap tidak mau mendaftarkan diri sebagai PSE di indonesia. Dan pemblokiran terjadi. Yang terdampak, bahkan sampai teriak histeris guling-guling, adalah generasi yang notebene, dari sejak kecilnya tidak lepas dari gawai.

Mungkin bagi mereka, mending menjomblo sampai tua, daripada tanpa media sosial. Bisa mati gaya, kata salah seorang teman yang saya tanya, andaikan itu terjadi.

Hidup tanpa WA, Facebook, Instagram, ditambah lagi tanpa Netflix, dan Google, serta Tiktok dan youtube, lengkaplah sudah penderitaannya. 

Bisa jadi juga, para platform kesohor itu, ogah-ogahan mendaftar menjadi PSE di indonesia, karena mengetahui secara persis pola hidup generasi milenial, yang tidak bisa lepas dari Medsos, dan google walau barang sehari.

Kalau sampai terjadi diblokir, yang bereaksi keras adalah para generasi milenial, generasi X dan Z. Kalau bagi generasi dibawah milenial mungkin slow respon dengan rencana Pemerintah memblokir medsos dan Google.

Bukan itu saja, kita bisa kembali ke zaman batu, yang serba tradisional. Tapi apa semua siap, kembali ke zaman tersebut, walaupun cuman satu atau dua hari saja.

Kembali lagi, langkah pemblokiran medsos dan Google, bukanlah langkah terakhir. Tentu Pemerintah, bertindak lebih bijaksana sebelum melakukan pemblokiran. 

Karena dampak pemblokiran, menyebabkan kerugian sosial secara merata. Karena tidak dipungkiri Platform tersebut merupakan relasi sosial masyarakat, berkomunikasi, berjual beli dengan kaitannya bisnis, dan juga memperlancar pekerjaan. 

Dan dampak secara ekonomi juga sangat terasa, di tengah kesulitan masyarakat berhadapan dengan hantaman badai covid-19, beberapa tahun terakhir, dan adanya PHK, diberbagai startup, dan perusahaan ditengah kesulitan kondisi keuangan.

Semoga, rencana pemblokiran medsos dan google tidak terjadi, dan semua Platform tersebut mendaftarkan diri sesuai dengan Deadline pemerintah, atau melalui negosiasi dan komunikasi yang lebih baik lagi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun