Guru Penggerak, merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek, diantara 21 program Merdeka Belajar. Guru Penggerak, berada di efisode 5, yang sekarang sudah melahirkan beberapa angkatan.Â
Sampai saat ini, kegiatan Guru Penggerak, sudah memasuki Angkatan ketujuh dari 9 angkatan yang diprogramkan. Setiap angkatan yang dilaksanakan rekrutmennya, banyak guru yang berminat mengikutinya.
Bahkan setiap angkatan, yang mendaftar bisa mencapai ribuan guru, di setiap daerah Kabupaten/ Kota. Namun yang bisa lanjut ke seleksi berikutnya terbilang hanya sedikit. Hanya puluhan orang.
Mengapa banyak yang ikut rekrutmen Guru Penggerak, sedikit yang lulus?
Menjadi seorang penggerak, bukan hanya cukup bisa menjawab soal-soal esay, ataupun mengisi curiculum vitae, dan mengikuti Microteaching, dan wawancara. Tapi mempunyai nilai plus, dan nilai juang yang tinggi, dan kemauan yang keras untuk mengupgrade diri lebih baik lagi, dan profesional sebagai guru.
Seorang  Calon Guru Penggerak, tentu mempunyai literasi yang baik, dan mempunyai kebiasaan menulis, dikegiatan sehari-hari. Baik menulis buku, artikel, maupun cerita fiksi, berupa cerpen, novel.Â
Dengan begitu, seorang guru penggerak mempunyai kemampuan menulis, menuangkan ide-ide, pokok pikiran dan menularkan sisi positip pengalamannya sebagai guru.Â
Selain itu seorang Calon Guru Penggerak, juga diharapkan mempunyai kemampuan berorganisasi yang baik, di lingkungan Komunitas guru, ataupun di lingkungan masyarakat lainnya. Misalnya berperan aktif di organisasi PGRI, IGI, maupun KKG ditingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten/ Kota.
Selain itu seorang Calon Guru Penggerak, mempunyai kemampuan penguasaan dibidang IT, dan bisa menjalankan aplikasi media sosial, untuk kegiatan pembelajaran. Seperti Aplikasi Classroom, Zoom meeting, maupun Google Meet.Â
Guru Penggerak Ibarat Pasukan Elitnya, para Guru
Bisa dikatakan demikian, karena sedikitnya para guru yang bisa lanjut ke tahap berikutnya. Kalau di militer, kita mengenal adanya Kopasus, Kopaska, Denjaka, Batalyon Raider, dan sebagainya. Di lingkungan guru, ada namanya Guru Penggerak.
Itu Sebabnya, setiap seleksi selalu diikuti oleh ribuan guru seluruh Indonesia. Bahkan secara khusus, guru penggerak juga dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan di setiap sekolah, yang diberikan amanat sebagai Kepala Sekolah.
 Secara aturan dan teknisnya, diatur melalui Permendikbud Ristek Nomor 40 Tahun 2021, dimana disebutkan dalam satu butir pasal penugasan guru sebagai Kepala Sekolah, bagian c. memiliki sertifikat Guru Penggerak.
Saat awal, mengikuti seleksi seorang Calon guru penggerak, sudah dituntut yang namanya kejujuran dalam menjawab essay. Tulisan berupa jawaban yang cukup panjang, bisa mencapai 3000-5000 kata. Merupakan pengalaman pribadi, yang dituliskan, bersifat original dan tidak mengandung plagiarisme.
Diakui memang, beberapa teman yang mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak, mengalami kebuntuan dalam menuliskan jawaban. Sehingga mengambil tulisan dari internet, yang bersliweran. Dan bila itu dikutip, bisa dipastikan terkena unsur plagiarisme.
Guru Penggerak mempunyai Jiwa juang yang tinggi?
Sebagai Calon Guru Penggerak, dari awalnya memang dipersiapkan mempunyai kemampuan, dan nilai yang lebih diantara sekian banyak guru. Membangun keterampilan, potensi, dan kompetensi diri.Â
Dan yang paling utama, adalah mempunyai jiwa juang yang tinggi dan mental yang kuat. Bila dinyatakan lulus, dari berbagai tahapan seleksi. Selanjutnya, adalah mengikuti Pendidikan yang berlangsung selama 6 bulan, secara Daring (Online), dan berbagai lokakarya yang dilaksanakan.
Pada awalnya, dibeberapa angkatan, kegiatan dilaksanakan selama 9 bulan. Kemudian diubah menjadi 6 bulan. Kegiatan selama 6 bulan, bukan waktu yang sebentar. Dan tentunya kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak, dilaksanakan tanpa mengganggu tugas pokok sebagai guru di dalam kelas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI