Setelah bermaapan, di saksikan Polisi Polantas, saya melanjutkan perjalanan. Sempat, si ibu menawarkan saya berobat. Tapi saya menolaknya, karena lukanya bisa diobati sendiri dirumah.Â
Resiko dijalan, kadang kita sudah berhati-hati, orang lain yang tidak mematuhi aturan lalu lintas, sehingga terjadi tabrakan. Sudah jalan pelan, mengikuti aturan lalu lintas, masih juga di tabrak.Â
Musibah, baik di jalan, di air, di udara, atau digunung, bisa menimpa siapapun. Kita tidak tahu, saat bepergian berangkat dengan sehat, pulang juga dalam keadaan sehat. Semua adalah misteri, yang menjadi Rahasia sang pencipta.
Misteri sebuah musibah, ada pelajaran yang bisa kita petik. Saya memilih berdamai, karena tidak ada orang mau mengalami kecelakaan di jalan. Walaupun ada luka-luka dan terkilir di bagian tangan. Bisa jadi itu cara Allah menegur kita, supaya selalu mengingatnya, dalam keadaan apapun.
Mengingat Allah, dalam keadaan diam, berdiri, berjalan, dan dalam keadaan tidur sekalipun. Karena kapan kehidupan kita berakhir, itu hanyalah misteri buat manusia. Yang jelas, bagi setiap  yang bernyawa, akan mengalami titik akhir kehidupan.
Kalau kita tahu bakal akan terjadi kecelakaan hari ini, walaupun tidak tahu jamnya. Mungkin seharian hanya berdiam diri dirumah, berkumpul bersama keluarga tercinta. Dbalik sebuah misteri musibah, tentu ada pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik, untuk selalu bersyukur kepada sang pemberi hidup dan kehidupan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H