Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Misteri Sebuah Musibah, Hari Ini

21 Juni 2022   16:21 Diperbarui: 21 Juni 2022   16:24 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya, tak dapat menghindar. Karena sebagian jalan motor, diserobot mobil yang melaju sedang. Tabrakan pun tak terhindarkan. Stang motor menyenggol badan mobil, dekat pintu depan. 

Tak bisa terhindarkan, motor saya terjatuh. Dan badan saya terlempar ketengah jalan. Andaikan jatuhnya kekiri, pasti saya masuk kekolong mobil. Dan, saya tak akan bisa menuliskan kejadian ini. 

Badan menghempas kejalan, baju sobek. Dan tangan terluka, tergores aspal. Dan untungnya, tidak ada mobil yang melaju di arah depan saat, saya terjatuh di jalan. Hanya sebuah motor, yang tiba-tiba berhenti, persis didepan badan saya. 

Saya berusaha, bangun. Dan berdiri dengan sempoyongan, dan badan gemetar. Karena saat kita tabrakan, biasanya seluruh anggota badan menjadi kaget. Seorang pengendara sepeda motor, menolong saya untuk berjalan menuju trotoar. Dan motor, diangkat polantas yang sedang bertugas.

Dengan baik, polantas menawarkan kami yang terlibat tabrakan, antara mobil versus motor, ke pos jaga. Diselesaikan secara hukum atau dengan damai. Yang menabrak, adalah seorang ibu-ibu.

Saya memang shock, akibat tabrakan, ketika saya di salahkan pengendara mobil karena mengambil jalan terlalu kepinggir, dan tidak menghidupkan lampu sein. Saya terus disalahkan oleh pengendara mobil. Saat motor, diangkat oleh Pak Polantas, posisi lampu sein sedang berkedip. Alasan si ibu, tidak diterima polantas.

Pak Polantas, tetap meminta si Ibu bertanggung jawab, apapun alasannya, karena ada luka dibeberapa bagian tangan. Dan meminta memberikan perobatan, kalau tidak berdamai, diselesaikan secara hukum.

Saya hanya bisa diam, yang terbayang dipikiran saya adalah anak, dan isteri yang menunggu dirumah. Andaikan saya, masuk kekolong mobil, apa yang akan terjadi anak dan istri di rumah yang menunggu kehadiran orang tua dan suaminya.

Beberapa kali Polisi Polantas menawarkan penyelesaian di Kantor Pos Polisi, dengan bijak Pak polisi menyampaikan. Apapun alasannya mobil di jalan, harus berhati-hati, sehingga tidak ada unsur kelalaian. Dijalan raya, kendaraan yang besar, benar atau salah harus bertanggung jawab.

Karena saya hanya terluka, dibeberapa bagian tangan, dan terkilir. Saya memilih damai, dan tidak menuntut apapun kepada ibu tersebut. Saya hanya mengambil hikmah dari musibah yang dialami. Dan sangat bersyukur, masih hidup dan pulang kerumah berkumpul dengan keluarga.

Keegoisan di jalan, kadang bisa menimbulkan kecelakaan. Tidak saling mau mengalah, kurangnya pengetahuan berlalu lintas dijalan, terkadang menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun