Sedangkan rumah yang diberikan alamatnya melalui sms, jauh berbeda. Sebuah rumah ditengah lingkungan khusus pegawai kehutanan. Tidak ada pagar besi yang mengeliling rumah. Terlihat teras yang teduh, dibawah guyuran hujan. Dengan rumah terbuat dari kayu, bercat warna kuning muda, dipadu dengan warna putih.Â
Aku bertanya-tanya didalam hati. Apa karena ht, sekarang juga pegawai negeri. Dan dia mendapatkan perumahan dinas, sebagai fasilitas tempat tinggal. Tapi diakan, bukan pegawai kehutanan, tapi pegawai perhubungan laut.Â
Tapi, ah sudahlah. Nanti bisa kutanyakan, bila sudah bertemu dengannya. Aku memarkir motor, disamping garasi rumah, yang terletak didepan. Setelah melepas mantel, dan menaroh diatas jok motor, menutupinya dari hantaman derasnya hujan. Aku berlari kecil, menuju teras dalam rumah, yang dibatasi pagar kecil.Â
Aku, melihat kearah dibalik gorden jendela pelapis, yang tersingkap. Tidak ada orang diruang tamu.Â
"Tok..tok..tok, Assalamualaikum, " ucapku sambil mengetuk pintu. Kuulang beberapa kali, dan keluar seorang gadis kecil, membukakan pintu.
" Cari siapa om?," tanya gadis kecil tersebut.
"Ada mba ht, de?," tanyaku.
" oh, ada om, silahkan masuk om," sambut gadis kecil tersebut, sambil melebarkan pintu, dan mempersilahkanku masuk kedalam rumah.
Aku pun duduk dikursi ruang tamu. Ruang tamunya kecil dan sederhana. Didepan sebuah aquarium besar terpasang, dan tertata rapi. Walaupun kecil ruang tamu, tapi suasananya sangat nyaman.Â
Mataku berkeliling menatap setiap sudut ruang tamu. Terlihat sebuah bingkai poto, yang memuat gambar seorang laki-laki, yang terlihat gagah, dan berwibawa. Apakah ini potonya bapaknya Ht?, kalau ia, pantas saja ht, sangat cantik, kulitnya putih. Berarti dia mengikuti kulit, dan wajah yang diturunkan dari bapaknya.Â
Rumah ini terasa sepi, selain gadis kecil yang membukakan pintu tadi. Aku belum menemui seorangpun lainnya, yang menemuiku. Aku jadi grogi, karena berada sendiri di ruang tamu hampir setengah jam.Â