Saat kita berolahraga, duduk atau pun berbaring, tiba-tiba jantung kita berdebar dengan kencang, sehingga membuat kita gelisah. Berjalan kesana-kemari, untuk menenagkan diri. Hal ini terjadi karena adanya Aritmia.
Apa itu Aritmia dan Apa penyebabnya?
Aritmia merupakan gangguan irama jantung, yang bisa menyebabkan henti jantung. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan detak jantung menjadi lebih lambat berdetak (takikardi), bisa juga lebih cepat, atau tidak berauran.
Denyut jantung yang normal berdenyut 60-100 kali permenit. Denyut jantung kita dikendalikan oleh sistem kelistrikan sehingga dapat berdenyut dengan irama yang teratur. Jantung yang tidak berdetak dengan normal, akan mengakibatkan gangguan peredaran darah keseluruh organ tubuh.
Kondisi semacam ini bisa menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lainnya. Gejala Aritmia pada setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung dari jenis aritmia yang dialami. Â Gejala yang umumnya dirasakan, jantung berdebar (palpitasi), nyeri dada, sesak napas, mudah lelah, berkeringat, dan rasa akan pingsan.
Makanya sering ditemukan orang yang tidak dalam keadaan sakit, ataupun terlihat sehat-sehat saja, tiba-tiba terlihat gelisah, karena prekuensi jantungnya tiba-tiba berdebar dengan cepat.Â
Aritmia bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal tua dan muda. Ataupun mempunyai riwayat penyakit jantung sebelumnya. Cuman ketika kita mengalaminya, dan hilang beberapa saat kemudian, kita menganggapnya itu adalah hal yang biasa. Namun hal tersebut jangan kita anggap sepele.Â
Aritmia biasa muncul saat kita berolahraga, stress dikarenakan oleh pekerjaan, ataupun masalah keluarga, dan lainnya. Dan bisa juga setelah kita terpapar kafein. Kafein biasa terdapat pada minuman kopi dan teh. Hanya saja jumlah dan kandungan di dalam kedua minuman tersebut berbeda.
Aritmia juga dipengaruhi oleh faktor resiko lain seperti memiliki riwayat penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, hipo atau hipertiroid, penyakit jantung bawaan, dan faktor genetik karena keturunan dari keluarga, baik orang tua, atau dari kakek dan nenek sebagai pembawa.
Faktor yang paling berbahaya bagi tubuh selain bisa menyebabkan kematian, juga meningkatkan resiko mengalami stroke. Orang yang mengalami aritmia  mempunyai kemungkinan mengalami stroke 4-5 kali lebih besar dibanding yang tidak mengalaminya.
Langkah yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa aritmia, adalah melakukan pemeriksaan secara dini, ke dokter spesialis jantung. Sehingga dapat diketahui aktivitas listrik jantung dan gangguannya. Dan Dokter spesialis jantung, dapat menentukan jenis aritmia dan melalukan terapi yang sesuai dan dibutuhkan untuk mengembalikan irama jantung normal.
Saat ini perkembangan tekhnologi sudah canggih, kita bisa mengukur detak jantung dengan menggunakan jam digital atau android merek tertentu, pada tangan. Sehingga dapat diketahui detak jantung normal, atau tidak normal.Â
Masing-masing detak jantung normal di pengaruhi oleh faktor usia, suhu udara, posisi tubuh, emosi yang kuat terkait stres, cemas, bahagia atau sedih, obat yang dikomsumsi, dan efek minuman mengandung kafein, dan juga pengguna nikotin dan narkoba. Detak jantung akan semakin melambat saat seseorang melewati masa anak-anak menuju remaja.Â
Dan kalaupun tiba-tiba mengalami aritmia, usahakan untuk tidak panik. Bawa berjalan kaki beberapa langkah, sambil menarik napas. Dan meminum air hangat. Biasanya irama jantung yang tiba-tiba berdetak kencang, perlahan akan menurun dan normal kembali (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H