Masuk tanjakan ketiga, tanjakan Nono Leolkase. Lumayan panjang rutenya. Hampir 10 kilo dari bibir kali. Mereka tidak turun. Sudah tobat, kata mereka (karena turun terus). Hanya iman dan pengharapan, sembari bibir mengucapkan doa Salam Maria dan Bapak Kami sepanjang tanjakan Nono Leolkase hingga tiba di puncaknya, tepat di Panaf Tetmanu.
Setibanya di puncak Panaf Tetmanu, mereka semua beramai-ramai turun dari mobil. Ada yang bersungut-sungut, sampai menghela napas panjang. Puji Tuhan, tidak terjadi apa-apa. "Ini pi cari perempuan ko cari mati ini?" kata ibu-ibu yang ikut dalam rombongan.
"Dada sonde kuat, jangan coba-coba tanta..heheh"
Bersambung........... (Nantikan posting saya selanjutnya)
https://www.bloggerntt.com/2019/04/nilulat-rinduku-meliuk-liuk-di-antara-lembah-bikomi.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H