"Setelah banjir rob surut, bukan berarti masalah selesai, karena tiap banjir sudah surut, sampah yang dari laut selalu tertinggal. Begitupun di sekolah-sekolah, kalau banjir sudah surut, banyak anak sekolah yang enggan kembali sekolah karena lingkungannya masih becek... begitu juga dengan orang tua yang mengungsikan kendaraan mereka di tempat yang tinggi misalnya di daerah yang tidak terkena banjir rob atau kadang diatas atap rumah, nah itu kan butuh waktu tuh kalau mau dipakai kendaraannya, jadi biasanya anak sekolah disuruh jalan, nah karena jalannya kotor dan masih becek, mereka jadi malas sekolah" imbuh Bu Lina selaku Sekretaris Desa Bagan Serdang.
Pemerintah desa telah berupaya memberikan bantuan, namun kebutuhan warga yang semakin meningkat menuntut perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pusat. Selain bantuan sembako dan pelayanan kesehatan gratis yang datang ke rumah, warga juga membutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob yang terus berulang.
"Kalau banjir rob, bantuan dari pemerintah desa lebih sering di sembako, namun setiap terjadinya banjir rob, masyarakat selalu mengingatkan pada kami untuk mengupayakan bantuan dari pemerintah terkait pengorekan di pantai atau pinggir sungai... namun hal ini terkendala pada biaya yang besar. Selain bantuan sembako, kami juga sudah melakukan penanaman mangrove di pantai-pantai itu... cuma dalam pemeliharaannya kurang karena banjir rob yang terus berulang, nah kami juga ada melakukan upaya penanggulangan banjir rob dengan melakukan pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) di pinggir sungai, pembangunan tersebut ternyata kurang efektif juga, air tetap datang walaupun secara berangsur-angsur tetapi tetap menyebabkan terjadinya banjir rob juga hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga" ujar Bu Lina selaku Sekretaris Desa Bagan Serdang.
"Oleh karena itu, saat ini kami sedang mengupayakan bantuan dana dari pemerintah terkait pengorekan di pantai, di pinggir-pinggir sungai sebagai solusi upaya penanggulangan banjir rob ini untuk dicoba, karena berbagai solusi sebelumnya kurang efektif untuk mengatasi masalah banjir rob ini" ucap Bu Lina selaku Sekretaris Desa Bagan Serdang.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Â Banjir rob yang terjadi di Desa Bagan Serdang menjadi sorotan penting bagi pemerintah daerah. Kejadian ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan banjir rob yang telah dilakukan sebelumnya belum optimal.
Melalui aksi edukasi dan berbagi informasi yang dilakukan pada Jum'at, 11 Oktober 2024 di Dusun 1 Desa Bagan Serdang yang melibatkan Kepala Dusun 1 Desa Bagan Serdang, Sekretaris Desa Bagan Serdang hingga warga Desa Bagan Serdang, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ingin menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat. Harapannya, masyarakat Desa Bagan Serdang dapat lebih siap menghadapi bencana. Tujuannya, agar masyarakat dapat mengurangi risiko kerugian akibat banjir dan meningkatkan derajat kesehatan serta dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Kegiatan ini menjadi langkah awal yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agar dampaknya lebih berkelanjutan, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan begitu, upaya untuk mengatasi masalah banjir rob dapat terus dilakukan secara konsistenÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H