Sebagian besar dari kita tentu sering makan Fried Chicken, baik di outlet waralaba besar seperti McDonald’s, KFC, Texas’s ataupun membuat sendiri di rumah. Tahukah Anda jenis ayam apa yang digunakan di waralaba tersebut ?
Jawabannya adalah hampir pasti bukan ayam kampung tetapi ayam broiler. Dan tahukah Anda bagaimana ayam broiler tersebut dapat tumbuh dengan cepat ?? Sebagian dari masyarakat awam -yaitu masyarakat bukan peternak- masih memiliki anggapan bahwa ayam broiler dapat tumbuh besar dengan cepat karena diberi hormon pertumbuhan. Pertanyaannya sekarang adalah ”Benarkah pendapat tersebut ?”"
Kenyataan itu didasari karena ketidaktahuan masyarakat awam tentang perkembangan genetik dari ayam broiler modern yang dipelihara dalam pola industri ayam potong di Indonesia saat ini.
Semoga artikel yang kami sajikan ini dapat sedikit mencerahkan kekeliruan pandangan ini.
Strain Ayam Broiler Modern
Strain ayam broiler yang digunakan dalam industri peternakan ayam pedaging saat ini bukanlah berasal dari bibit ayam tradisional, melainkan dari bibit ayam yang sudah melalui upaya perbaikan genetik yang difokuskan pada upaya mendapatkan daging ayam dengan cepat dalam masa pemeliharaan yang pendek. Ditemukannya strain ayam broiler modern saat ini bukan secara tiba-tiba tetapi sudah melalui rangkaian penelitian yang sangat panjang dan membutuhkan waktu puluhan tahun.
Apa hasilnya ?? Hasilnya adalah saat ini kita sudah menemukan strain ayam yang dapat tumbuh dengan cepat dalam masa waktu pemeliharaan yang singkat. Saat ini strain ayam broiler modern mampu tumbuh dari berat awal 40gr/ekor menjadi sebesar 2000gr/ekor hanya dalam waktu 35 hari. Bayangkan hanya dalam waktu 35 hari bibit ayam tersebut mampu tumbuh menjadi 50 kali lipat dibanding berat awalnya. Kecepatan pertumbuhan ini ternyata bukan disebabkan oleh penambahan hormon pertumbuhan melainkan penyesuaian nutrisi pakan yang harus diberikan pada strain ayam broiler modern tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa untuk tumbuh optimal seperti potensi genetiknya maka bibit yang beratnya 40gr/ekor tersebut harus mendapatkan asupan nutrisi (protein dan energi) yang cukup berdasarkan pola pertumbuhan harian berat-badannya, dan untuk mendapatkan pakan yang kandungan nutrisi (protein dan energi) yang dibutuhkan oleh ayam tersebut tidak bisa berasal dari satu sumber bahan pakan. Sehingga para peneliti berupaya mengkombinasi bahan baku pakan untuk mendapatkan pakan yang menurut hitungan formulasi akan memenuhi kebutuhan nutrisi (protein dan energi) bagi ayam.
Kombinasi bahan baku pakan inilah yang saat ini dikenal di Indonesia dengan bahan pakan berbasis Corn Soya alias berbasis jagung dan bungkil kedelai. Mengapa harus jagung dan bungkil kedelai ? karena dengan pakan ayam yang berbasis jagung dan bungkil kedelai itulah bisa didapatkan pakan ayam yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi strain ayam hasil seleksi genetik tersebut. Sedangkan penambahan mineral lainnya didasarkan pada upaya menambahkan sedikit mineral-mineral yang tidak terdapat pada jagung dan bungkil kedelai.
Jadi tidak benar bahwa ayam pedaging (broiler) kita sekarang tumbuh besar dengan cepat karena penambahan hormon pertumbuhan.
Penggunaan Antibiotik Pada Masa Pemeliharaan
Persoalan penggunaan antibiotik pada masa pemeliharaan lebih terkait pada upaya terapi terhadap kemungkinan terjadinya kasus penyakit pada ayam yang mungkin dapat terjadi pada ayam. Namun bila tidak terjadi kasus penyakit bakterial pada ayam maka penggunaan antibiotik dalam masa pemeliharaan ayam tidak digunakan.
Bahkan saat ini menjadi trend di negara-negara eropa untuk mulai mengganti penggunaan antibiotik dengan probiotik yang harapannya ayam mampu melakukan perlawanan sendiri terhadap penyakit dengan bantuan asupan probiotik yang mungkin dimasukkan ke ayam melalui pakan atau minum.
Semoga dengan uraian di atas menjadi jelas bagi kita semua bahwa hormon pertumbuhan tidak digunakan dalam pemeliharaan ayam pedaging di Indonesia.
Oleh karena itu tidak ada alasan takut makan ayam akibat penggunaan hormon pertumbuhan
Oleh : Sopyan Haris
www.unggasindonesia.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H