Pemenuhan kebutuhan murid tersebut tetap harus mempertimbangakan kemampuan dan kesiapan guru. Seberapa pun tingginya keinginan dan imajinasi guru untuk memberikan layanan yang diferensiatif kepada murid namun apabila sarana dan prasarana, kapasitas, dan kemampuan guru tidak memungkinkan, guru tidak boleh memaksakan.
Implementasi Kurikulum Merdeka, Contoh Nyata Diferensiasi
Berbicara tentang pembelajaran berdiferensiasi, sebenarnya kita sudah mendapatkan contoh konkret pelaksanaannya, meskipun dalam konteks yang berbeda.Â
Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan tidak memaksa semua sekolah secara serentak melaksanakan Kurikulum Merdeka. Akan tetapi, sekolah diminta untuk melakukan evaluasi diri terkait kesiapan sekolah dalam menghadapi Kurikulum Merdeka.
Dengan mengisi kuesioner yang ada di laman Kemendikbud, sekolah mendapatkan rekomendasi perihal kurikulum apa yang sebaiknya dilakasanakan di sekolah tersebut. Meskipun sudah mendapatkan rekomendasi dari hasil survei awal tersebut, keputusan terakhir tentang implementasi tetap diserahkan kepada satuan pendidikan.Â
Dengan demikian, dalam konteks pelaksanakan Kurikulum Merdeka, pemerintah mempertimbangkan kebutuhan atau kesiapan setiap sekolah yang berbeda-beda. Itulah yang tadi saya kemukakan tentang contoh diferensiasi dalam konteks lain.
Dengan adanya diferensiasi tersebut, akhirnya ada sekolah yang masih tetap melaksanakan Kurikulum 2013, ada yang melaksanakan Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan ada juga yang mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, baik dengan penunjukan (pada sekolah penggerak) atau secara mandiri. Yang melaksanakan secara mandiri pun masih dibedakan menjadi Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.Â
Itulah contoh konkret bagaimana pemerintah melalui Kementerian Pendidikan mengakomodasi berbagai kebutuhan dan kesiapan sekolah dan melaksanakan diferensiasi dalam implementasi kurikulum.
Memahami Aspek Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran berdiferensiasi di kelas juga mengharuskan guru untuk mengenali berbagai kebutuhan murid. Kebutuhan tersebut paling tidak dilatarbelakangi oleh tiga aspek. Yang pertama kebutuhan yang didasari oleh adanya perbedaan kesiapan belajar. Kedua, kebutuhan belajar yang dilatarbelakangi karena adanya perbedaan minat murid, dan ketiga kebutuhan belajar yang didasari oleh adanya perbedaan profil belajar murid yang beragam.