Dari pengalaman kami sharing dengan banyak penderita glaukoma, ada sebagian dari mereka yang terlalu terbebani dengan penyakit yang dideritanya.
Padahal tidak ada keluhan sakit yang amat sangat dan tekanan bola mata juga tidak terlalu tinggi. Akibatnya, mereka menjadi sulit tidur atau bahkan ada yang tidak bisa tidur sama sekali dalam beberapa hari.Â
Tentu ini sangat merugikan. Bagi pemilik mata normal saja begadang sampai larut itu sudah memforsir mata, apalagi bagi penderita glaukoma.
Ada seorang bapak yang curhat ke kami bahwa beliau tidak bisa tidur lebih dari lima hari. Kalau seperti ini, masalah utamanya bukan di mata lagi tetapi problem tidak bisa tidur. Kami menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog dan akhirnya beliau diberi obat tidur oleh psikolog tersebut.Â
Dengan cara seperti itu akhirnya beliau bisa tidur dan tekanan bola mata bisa turun. Jadi sekali lagi masalah glaukoma bukan hanya masalah medis glaukoma an sich tetapi juga bisa terkait masalah lain seperti masalah psikologis.
Glaukoma bukan jenis penyakit yang kasat mata seperti sakit karena luka. Tak heran jika ada anggota keluarga yang kadang meragukan bahwa kita menderita penyakit glaukoma karena memang tidak terlihat.Â
Untuk kasus seperti itu, kami biasanya menyediakan diri menjadi salah satu tempat curhat karena kami pernah menderita penyakit itu dan tahu bagaimana rasanya.Â
Oleh karena itu, jadilah anggota keluarga yang peduli, sekecil apapun keluhan anggota keluarga yang lain. Kalimat itu mudah diucapkan tetapi tidak mudah dijalani. Akan tetapi, bukan berarti mustahil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H