Mohon tunggu...
Blandina Sanit
Blandina Sanit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semua panggil aja aku dina biar lebih akrab.Hobbiku adalah bermain gitar dan mendengarkan musik dan aku adalah seorang mahasiswa dari jurusan Ekonomi Pembangunan Univeristas Airlangga.Aku juga suka menulis puisi dan cerita-cerita pendek dan sekarang aku mencoba untuk menulis artikel semoga saja artikelku ini bisa membantuku agar lebih semangat lagi dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Makan Sirih dan Pinang Sudah Menyatu dengan Kehidupan Suku Dawan Timor Tengah Utara

10 Mei 2023   18:34 Diperbarui: 10 Mei 2023   18:35 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Suku Dawan yang berasal dari Nusa Tenggara Timur memiliki kebudayaan memakan sirih dan pinang.Memakan sirih dan pinang sudah menjadi warisan turun-temurun bagi masyarakat Suku Dawan.Dalam Bahasa Dawan makan sirih disebut dengan istilah "mamat atau mam puah nok manus" .Orang-orang di luar Suku Dawan biasa menyebut makan sirih dan pinang cukup dengan "makan sirih" maka,masyarakat Suku Dawan akan mengerti.

Makan sirih seakan-akan menjadi kewajiban yang sudah menyatuh dengan kehidupan Suku Dawan.Sirih dan pinang sudah menjadi sajian utama bagi tamu yang datang berkunjung di rumah masyarakat Suku Dawan.Sirih dan pinang biasanya disiapkan masyarakat selain untuk tamu atau tetangga juga disiapkan oleh Suku Dawan untuk konsumsi pribadi.

Pos-kupang.com 
Pos-kupang.com 

Makan sirih dan pinang bisanya oleh masyarakat Suku Dawan ditambah dengan kapur sirih dan tembako makan sebagai pelengkap tetapi,ada juga sebagian yang biasanya tidak menggunakan tembako.Tempat menyimpan sirih dan pinang bagi masyarakat Suku Dawan disebut dengan istilah "koba atau oko".

Wikimedia Commons
Wikimedia Commons

Dalam Suku Dawan sirih dan pinang wajib ada dalam upacara-upacara adat atau acara-acara apapun dan bahkan, membawa sirih dan pinang kadang dijadikan belis untuk mendapatkan nona-nona dari Suku Dawan. Makan sirih sudah sangat digandrungi atau kebiasaan Suku Dawan  dari berbagai kalangan usia.Apalagi para lansia mereka sangat gemar makan sirih dan pinang jika, mereka sudah tidak kuat mengunyah mereka akan menggunakan alat untuk menghancurkan sirih dan pinang yang dalam Bahasa Dawan alat itu disebut "pauh" para lansia ini yang justru memiliki tingkat makan sirih dan pinang yang tinggi karena memang sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan.

Bagi Suku dawan memakan sirih dan pinang juga akan menghilangkan bau mulut dan membuat gigi menjadi kuat atau tidak gampang berlubang hal ini, dibuktikan sendiri oleh masyarakat yang mana orang yang tidak makan sirih  cenderung bau mulut dan memiliki gigi yang berlubang dibandingkan yang makan sirih.

Masyarakat Suku Dawan biasanya menggosok gigi menggunakan kulit pinang buah yang disebut dengan istilah "sik nisin" hal ini dilakukan untuk menggurangi warnah hitam pada gigi ahkibat dari makan sirih.Makan sirih bagi masyarakat Suku Dawan harus terus dilestarikan atau diturunkan pada generasi-generasi berikutnya.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun