Masyarakat Suku Dawan yang berasal dari Nusa Tenggara Timur memiliki kebudayaan memakan sirih dan pinang.Memakan sirih dan pinang sudah menjadi warisan turun-temurun bagi masyarakat Suku Dawan.Dalam Bahasa Dawan makan sirih disebut dengan istilah "mamat atau mam puah nok manus" .Orang-orang di luar Suku Dawan biasa menyebut makan sirih dan pinang cukup dengan "makan sirih" maka,masyarakat Suku Dawan akan mengerti.
Makan sirih seakan-akan menjadi kewajiban yang sudah menyatuh dengan kehidupan Suku Dawan.Sirih dan pinang sudah menjadi sajian utama bagi tamu yang datang berkunjung di rumah masyarakat Suku Dawan.Sirih dan pinang biasanya disiapkan masyarakat selain untuk tamu atau tetangga juga disiapkan oleh Suku Dawan untuk konsumsi pribadi.
Makan sirih dan pinang bisanya oleh masyarakat Suku Dawan ditambah dengan kapur sirih dan tembako makan sebagai pelengkap tetapi,ada juga sebagian yang biasanya tidak menggunakan tembako.Tempat menyimpan sirih dan pinang bagi masyarakat Suku Dawan disebut dengan istilah "koba atau oko".
Dalam Suku Dawan sirih dan pinang wajib ada dalam upacara-upacara adat atau acara-acara apapun dan bahkan, membawa sirih dan pinang kadang dijadikan belis untuk mendapatkan nona-nona dari Suku Dawan. Makan sirih sudah sangat digandrungi atau kebiasaan Suku Dawan  dari berbagai kalangan usia.Apalagi para lansia mereka sangat gemar makan sirih dan pinang jika, mereka sudah tidak kuat mengunyah mereka akan menggunakan alat untuk menghancurkan sirih dan pinang yang dalam Bahasa Dawan alat itu disebut "pauh" para lansia ini yang justru memiliki tingkat makan sirih dan pinang yang tinggi karena memang sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan.
Bagi Suku dawan memakan sirih dan pinang juga akan menghilangkan bau mulut dan membuat gigi menjadi kuat atau tidak gampang berlubang hal ini, dibuktikan sendiri oleh masyarakat yang mana orang yang tidak makan sirih  cenderung bau mulut dan memiliki gigi yang berlubang dibandingkan yang makan sirih.
Masyarakat Suku Dawan biasanya menggosok gigi menggunakan kulit pinang buah yang disebut dengan istilah "sik nisin" hal ini dilakukan untuk menggurangi warnah hitam pada gigi ahkibat dari makan sirih.Makan sirih bagi masyarakat Suku Dawan harus terus dilestarikan atau diturunkan pada generasi-generasi berikutnya.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H