Namun Bobi berpendapat lain, "Manteman, sebaiknya kita makan dulu. Tadi saya liat ada warung cukup representatif, sekitar 30 menit di belakang, sambil kita cek-cek persiapan terakhir"
Karena memang waktunya makan malam, dan sama-sama lapar, Ario dan Drupadi setuju.Â
Setelah makan malam dan ikut ngecas beberapa lampu senter akhirnya mereka bersiap-siap kembali ke rumah angker.Â
"ok guys ini sudah jam 9 lebih, Â senter juga sudah full semua batereinya, sebaiknya kita segera jalan," kata Dru.
Tiba-tiba Dru nyerocos, "Guys aku punya firasat sebaiknya kita simpan mobil disini, dan selanjutnya kita kembali kesana dengan mobil sewa atau umum"
Ario dan Bobi, segera maklum bahwa firasat itulah yang hadir dalam mimpi Dru tadi sore. Â
Tidak beberapa lama kemudian mereka sudah dapat mobil sewa yang mau juga menjemput besok siangnya. Â Mereka pun bergegas memindahkan peralatan yang diperlukan ke mobil sewa.
Selanjutnya mereka didrop sampai depan pagar besi karat yang engselnya sudah copot sebagian. Â Ario harus sedikit mengangkatnya untuk membuka. Â
"Rumahnya belum kelihatan nih" kata Bobi yang menyorot ilalang tinggi didepan mereka dengan senter.Â
Tampak di kiri dan kanan jalan ada beberapa pohon besar, salah satunya pohon beringin yang akar-akarnya seperti membentuk lubang gelap di tengahnya. Anehnya Sebagian dedaunannya tampak mati meranggas. Â
Langkah mereka kadang-kadang menimbulkan bunyi ranting pohon patah terinjak. Bunyinya cukup nyaring di kesunyian malam. Setelah melewati belokan disamping pohon beringin tadi, tampak didepan ada rumah tua yang sebagian besar seperti terbuat dari kayu lapuk. Beberapa jendela terlihat rusak.