Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Ke Seribu....

1 Desember 2020   22:25 Diperbarui: 1 Desember 2020   22:33 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
meme from R.L. Stine Goosebum

Mobil itu tidak mengurangi kecepatannya ketika mendekati kelokan.  Mobil berwarna gelap,dengan tulisan 'IndigoBeib.com' di kaca belakang, mencoba bermanuver kesisi sebelah kanan jalan menjauhi sisi kiri jalan yang berbatasan dengan jurang.  Hampir saja bemper depan kanan menabrak pohon beringin besar pas di pinggir tikungan.  Setelah selamat melewati tikungan, mobil masih melaju cukup kencang, meskipun sudah melakukan pengereman.  Bunyi decitan rem masih terdengar, ketika mobil mengalami selip.  kecelakaanpun tidak dapat terelakkan.  Mobil sempat terguling sebelum akhirnya jatuh kejurang.

Drupadi terbangun gelagepan dari mimpi itu. Di kursi belakang mobil, jantungnya berdetak agak kencang.  Gerakannya yang tiba-tiba, sedikit membuat kegaduhan.  Hal itu tak urung membuat Bobi dan Aryo yang duduk di depan sebentar menengokkan kepala mereka hampir berbarengan.  

"Wah sang putri cantik sudah bangun" celetuk Bobi yang kepala botaknya segera diputar kembali melihat ke jalan.

Ario juga menimpali "cukup lama juga kamu tertidur.  Hei kamu kenapa, kok sedikit pucat," menyadari Drupadi sedikit kehilangan orientasi.  "Apa mau minum Dru," Ario menawarkan botol minuman.

Sambil menerima botol minuman itu, Dru bertanya ragu-ragu, "Ario tolong cek lagi, siapa yang menantang kita untuk memeriksa rumah tua itu?" Sambil berharap pertanyaannya tidak menyulut kecurigaan teman-temannya. 

Ario segera mengambil ipadnya untuk memeriksa identitas akun tersebut "kenapa Dru, apa berubah pikiran.  Kita kan tidak pernah takut dengan tempat-tempat angker seperti ini."

Drupadi hanya diam saja, enggan menjawab retorika Ario.  Tiba-tiba Ario berteriak, "Guys subscriber kita baru saja tembus 1 juta." 

Bobi pun ikut berteriak kegirangan "Wow jalan kesuksesan youtube kita semakin dekat nih. Yes." sambil tangan kirinya mengepal, terus lanjut membesarkan volume lagu BTS.

Ario melanjutkan melihat secara cepat komen yang masuk. "Nah ini ketemu.  Nama akunnya adalah @suzana_horor. Nih coba dengar komennya ya," lanjut Ario, "Hi indigobeib, aku senang dengan liputan kalian di episode 13 tentang Stasiun Kereta Angker, tapi aku tantang kalian untuk meliput juga rumah tua angker dikota B. Ini lokasinya."

"Coba kamu cek bio nya," timpal Drupadi cepat.

"Sebentar aku masuk ke akunnya," gumam Ario, "Nah ini, ga banyak sih di bio nya, hanya PP nya foto Suzana bersanggul, dan captionnya 'akun asli Suzana, cek TL dari dalam kubur.'' 

"Lucu juga tuh akun abal-abal," tawa Bobi menimpali.

"Memang kenapa Dru," kembali Ario mendesak Drupadi.

"Ah hanya ingin tahu," jawab Drupadi mencoba menutupi kecemasannya.

Ario merasa ada yang tidak mau dishare oleh Drupadi, namun Ia tidak mau mendesak. Ario terdiam sambil berpikir untuk nanti akan mengorek keterangan dari Drupadi lagi.  Memang diantara mereka bertiga, Dru adalah yang paling berbakat indigo.

Sore semakin meremang....

"Guys, tahu ngga dulu waktu aku masih SD, kalau pas adzan magrib seperti sekarang ini, kalau aku ga buru-buru ambil air wudlu, dijamin aku diomelin bapakku" Bobi mencoba mengalihkan topik, sambil tangannya mengecilkan volume lagu, seakan-akan berharap mendengan suara azan di jalanan yang sepi ini.

Ario ikut nimbrung singkat "aku juga seperti itu dulu..." lalu Ia lanjut setelah jeda, "Bapak ku juga sering bilang bahwa magrib kalau ga segera wudlu nanti kita di culik genderuwo."  Ario terus ngoceh, "Bahkan Aku juga baca kapan tahu, bahwa  di negara 'Paman Sam'  mereka menyebut waktu-waktu tersebut dengan twilight zone waktu-waktu yang rawan dengan kejadian-kejadian-kejadian aneh, terbukanya portal ke dunia lain...."

Belum selesai Ario menuntaskan ceramahnya, tiba-tiba suara GPS menimpali "you have arrived at your destination."

Ketika mobil sudah berhenti, mereka celingukan mencari rumah angker yang dimaksud, dibantu dengan sisa-sisa cahaya matahari terbenam.  Dari pinggir jalan itu belum kelihatan adanya rumah angker, hanya ada pagar karatan dan jalan pribadi yang ditumbuhi ilalang tinggi

"Wow menarik...." kata Ario sambil matanya jelalatan mencari rumah yang dimaksut.

Namun Bobi berpendapat lain, "Manteman, sebaiknya kita makan dulu. Tadi saya liat ada warung cukup representatif, sekitar 30 menit di belakang, sambil kita cek-cek persiapan terakhir"

Karena memang waktunya makan malam, dan sama-sama lapar, Ario dan Drupadi setuju. 

Setelah makan malam dan ikut ngecas beberapa lampu senter akhirnya mereka bersiap-siap kembali ke rumah angker. 

"ok guys ini sudah jam 9 lebih,  senter juga sudah full semua batereinya, sebaiknya kita segera jalan," kata Dru.

Tiba-tiba Dru nyerocos, "Guys aku punya firasat sebaiknya kita simpan mobil disini, dan selanjutnya kita kembali kesana dengan mobil sewa atau umum"

Ario dan Bobi, segera maklum bahwa firasat itulah yang hadir dalam mimpi Dru tadi sore.  

Tidak beberapa lama kemudian mereka sudah dapat mobil sewa yang mau juga menjemput besok siangnya.  Mereka pun bergegas memindahkan peralatan yang diperlukan ke mobil sewa.

Selanjutnya mereka didrop sampai depan pagar besi karat yang engselnya sudah copot sebagian.  Ario harus sedikit mengangkatnya untuk membuka.  

"Rumahnya belum kelihatan nih" kata Bobi yang menyorot ilalang tinggi didepan mereka dengan senter. 

Tampak di kiri dan kanan jalan ada beberapa pohon besar, salah satunya pohon beringin yang akar-akarnya seperti membentuk lubang gelap di tengahnya. Anehnya Sebagian dedaunannya tampak mati meranggas.  

Langkah mereka kadang-kadang menimbulkan bunyi ranting pohon patah terinjak. Bunyinya cukup nyaring di kesunyian malam. Setelah melewati belokan disamping pohon beringin tadi, tampak didepan ada rumah tua yang sebagian besar seperti terbuat dari kayu lapuk. Beberapa jendela terlihat rusak.

mereka berjalan menuju pintu depan.  Sebagian anak tangga sebelum mencapai pintu juga menunjukkan kerapuhan di sana sini. "hati-hati melangkah" Ario memperingatkan teman-temannya. 

Tepat didepan pintu, Bobi berkata "jika pintu ini terkunci, mungkin kita harus masuk lewat jendela" sambil tangannya mencoba menekan gagang pintu dan agak di dorong.  Pintu sedikit terbuka dan Bobi lanjut mendorongnya.  Bunyi engsel yang sudah karatan terdengar berderit cukup keras.

Rumah itu terdiri dari beberapa ruangan "kita coba eksplor tiap ruangan ya guys," kata Dru yang sekarang berjalan di depan. Di ruangan tengah yang cukup besar, dindingnya terpampang lukisan. Ada seorang wanita tua bersanggul dengan wajah penuh kerutan, tapi ngerinya matanya putih semua tanpa bola mata. Dan kedua tangannya berpose membentuk angka 8  dengan jarinya. Suatu pose yang aneh.

Diatas lukisan ada jam dinding tua yang mata jarumnya menunjukkan ke angka 12:15.  Tiba-tiba Dru berkata "Hey guys lihat didalam lukisan itu juga ada jam di belakang ibu itu dan angkanya juga menunjukkan jam 12:15".  

Bobi yang terheran-heran dengan kesamaan itu, segera memutar tubuh nya mencoba menerangi dinding di seberang  lukisan. Dan dugaanya benar, disana juga ada jam dinding kotak warna putih yang jarumnya juga diam di angka 12:15.  Lalu mereka bergerak keruangan lain dan ternyata ada beberapa jam dalam berbagai bentuk, di dinding, di atas lemari rusak, bahkan tergeletak di bawah yang semuanya menunjukkan angka 12:15. 

Mereka terus mengeksplor.  Tiba-tiba Ario bergumam "guys ini seperti kamar yang ada di lukisan ibu tadi" sambil menyorot senter ke pintu merah.

"Penasaran nih ada apa di dalamnya" kata Drupadi sambil mencoba membuka pintu, yang langsung tercium bau anyir.

"Lihat tempatnya tidak terlampau berantakan seperti ruangan lain" Lanjut Drupadi sambil menerangi ruangan dengan senternya.

"Ayo kita set up kamera, lampu dan peralatan lain" ajak Ario ke rekan-rekannya. 

"Dru, habis pasang alat entah kenapa ini seperti tidak biasa aku agak ngantuk nih, aku coba istirahat sejenak ya, kamu jaga pertama ya" kata Ario sambil beranjak ke pojok ruangan dimana Bobi sudah lelap duluan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12:00, Dru masih terjaga.  Sekitar 10 menit kemudian Dru mulai terserang kantuk, padahal tadi dia minum kopi 2 gelas, lebih banyak dari Ario dan Bobi.  Dru mencoba menahan kelopak matanya yang terasa sangat berat.

Antara siuman dan terjaga, Dru rasanya melihat ruangan semakin terang. Namun selanjutnya dia sudah tak sadarkan diri untuk mengetahui apa yang terjadi.

Siang harinya penjemput mereka melihat lukisan ibu yang berpose angka 1 dengan tangannya. Dan para youtuber itu tidak ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun