Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Papua Green Forest Warrior

5 September 2019   18:03 Diperbarui: 5 September 2019   18:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                    Kira-kira 30 menit aku mendata hewan-hewan tersebut, kemudian aparat, yang bernama AKBP Henri, tersebut mendatangi aku dan mengajak duduk di gazebo samping markas untuk memberikan briefing.

Dia mengatakan "ternyata pemburu liar ini bukan dari jaringan di Indonesia.  Sebenarnya misi kami adalah mengungkap jaringan di Indonesia sampai ke yang paling atas.  Karena berdasarkan wawancara di suatu media, si Raja Perdagangan Hewan Satwa Langka dunia yang bernama Anson Wong, pernah membocorkan bahwa saingannya yang paling besar berasal dari Indonesia"

     Anson Wong alias Wong Keng Liang, nama ini memang legenda Dunia.  Raja perdagangan satwa langka yang pernah di ekstradisi ke Amerika, tahun 2000an akhirnya dipenjara disana selama 105 bulan (meskipun ancaman denda maksimum 250 tahun dan 125 miliar rupiah).  

Suatu hukuman yang terbilang ringan, mengingat operasi penangkapannya saja telah menghabiskan jutaan dollar.  Dan memang benar, setelah bebas dia kembali menjadi Raja perdagangan satwa liar yang operasinya bahkan lebih besar.  Triknya adalah menggunakan celah hukum yang berlaku, justru sebagai tameng terhadap operasinya. 

     Untuk perlindungan satwa langka, seluruh dunia telah sepakat menggunakan data species yang tercantum di dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).  Lebih dari 50,000 species tercantum di dalamnya dan hampir tiap tahun di tambahkan species-species lain yang hampir punah.  

Akan tetapi kesepakatan CITES punya satu titik kelemahan: Spesimen yang dibudidayakan atau ditangkar tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana yang hidup di alam liar.  Jadi jika seseorang mempunyai ijin pembudidayaan dan penangkaran,yang biasanya merupakan bagian dari operasi sebuah Kebun Binatang, maka ia bisa berlindung untuk melakukan perdagangan satwa liar.  Itulah yang dilakukan oleh Anson Wong dan kemudian diikuti oleh pemain-pemain besar lain di seluruh dunia.  Setelah keluar dari penjara Anson Wong mendirikan Kebun Binatang yang sah dengan dukungan resmi pemerintah Malaysia. 

     Aku teringat pelajaran saat orientasi awal di LSM ini, yang dicuplik dari National Geography : Mitra Anson adalah istrinya sendiri dan Michael Ooi, pedagang anggrek terkenal di dunia internasional. Selama bertahun-tahun suami-istri Anson Wong dan Michael Ooi mengelola kebun binatang di Penang, bernama Bukit Jambul Orchid & Hibiscus Garden and Reptile House.

     Kemudian aku bertanya, "jadi siapa kira-kira pemain teratas di Indonesia Pak?"  Dia tersenyum mendengar pancinganku dan berkata, "maaf Dik, ini penyelidikan masih berlangsung, kita secara hukum tidak boleh memberikan informasi apapun untuk penyelidikan yang sedang berlangsung".

Merasa kurang puas, aku bertanya lagi, "Jadi pemburu liar ini menginduk ke siapa Pak?"   Dia berkata singkat, "Ini yang akan kita mulai selidiki, dengan menginterogasi pembeli yang tadi kami tangkap"

Aku mencoba menyelidik lebih lanjut, "Jadi pembeli itu siapa dan dari mana Pak?"  Dia menegaskan, "Karena ini merupakan penyelidikan baru, dan belum resmi dikeluarkan surat dimulainya penyelidikan, maka ada beberapa informasi yang bisa saya sampaikan."  Dia melanjutkan, "bahkan mungkin saya butuh keahlian adik dalam hal ini."

Aku menyambutnya, "baik seperti apa itu Pak".  Kemudian dia menjelaskan, "itu pembeli ternyata dari Jepang, bukan dari China.  Kami tadi nya menduga melihat cirri-ciri fisiknya dia dari China.  Karena di China sendiri, parktek-praktek satwa-satwa liar sering dijadikan makanan, aphrodisiac bahkan obat, sudah berlangsung beratus-ratus tahun"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun