Mohon tunggu...
Adib Abiyyu
Adib Abiyyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

hobi taekwondo

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Antropologi Forensik: Jembatan antara Ilmu dan Keadilan

19 Desember 2024   18:41 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antropologi forensik berfungsi sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan keadilan dengan menerapkan metode ilmiah untuk membantu dalam penyelidikan kriminal. Disiplin ini memanfaatkan teknik antropologi untuk menganalisis sisa-sisa manusia, memberikan informasi tentang identitas, penyebab kematian, dan konteks sosial budaya. Dengan demikian, antropologi forensik berkontribusi pada pencarian kebenaran dan keadilan dalam sistem hukum, mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial

Apa saja contoh kasus yang menunjukkan hubungan antara antropologi forensik dan keadilan

sumber gambar (CNN Indonesia (Antara/Zabur Karuru)
sumber gambar (CNN Indonesia (Antara/Zabur Karuru)

pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata, mengakibatkan 162 orang tewas. Investigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kerusakan pada rudder travel limiter unit (RTLU) akibat retakan solder, yang menyebabkan sistem kendali pesawat gagal. Meskipun pilot mengalami beberapa gangguan, mereka tidak dapat mengatasi situasi yang memburuk, yang berujung pada kondisi stall dan akhirnya jatuh ke laut,Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501 Tim identifikasi menggunakan keahlian antropologi forensik untuk mengidentifikasi jenazah yang ditemukan dalam kondisi tulang, memastikan pengembalian yang tepat kepada keluarga,Dan selanjutnya ada Contoh kasus.

Sumber Gambar (AP Photo/Radar Bali).
Sumber Gambar (AP Photo/Radar Bali).

Tragedi Bom Bali pada 12 Oktober 2002 adalah serangan teroris yang menewaskan 202 orang dan melukai 209 lainnya di tiga lokasi: Paddy's Pub, Sari Club, dan dekat Konsulat Jenderal AS di Bali. Serangan ini dilakukan oleh kelompok Jemaah Islamiyah, terkait Al-Qaeda, dengan motivasi balas dendam terhadap dukungan AS dan Australia di Asia Tenggara. Pelaku utama termasuk Amrozi dan Imam Samudra, yang dijatuhi hukuman mati, sementara Ali Imron dihukum seumur hidup. Peristiwa ini meninggalkan dampak mendalam pada industri pariwisata dan citra Indonesia secara globa, Kasus Bom Bali Ilmu forensik, termasuk antropologi, berperan penting dalam menemukan tersangka melalui analisis bukti fisik yang ditemukan di lokasi kejadian.

Apa perbedaan utama antara antropologi forensik dan ilmu forensik lainnya

Antropologi forensik berbeda dari ilmu forensik lainnya dalam fokus dan metodologinya. Berikut adalah perbedaan utama

*Fokus pada Sisa Manusia: Antropologi forensik khusus mempelajari dan menganalisis sisa-sisa kerangka manusia, seperti tulang, untuk mengidentifikasi individu dan menentukan informasi biologis seperti usia, jenis kelamin, dan etnis.


*Pendekatan Biologis: Menggunakan prinsip-prinsip osteologi dan anatomi manusia, antropologi forensik berfokus pada aspek biologis, sedangkan ilmu forensik lain seperti kedokteran forensik lebih pada analisis medis dan bukti fisik.


*Rekonstruksi Identitas: Antropolog forensik sering terlibat dalam rekonstruksi wajah dan analisis kerangka untuk membantu dalam identifikasi korban yang tidak dikenal, yang tidak selalu dilakukan oleh disiplin ilmu forensik lainnya


inti dari Antropologi Forensik Jembatan antara ilmu dan Keadilan Antropologi forensik berfungsi sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan keadilan, dengan fokus pada identifikasi individu melalui analisis sisa-sisa kerangka manusia. Ahli antropologi forensik membantu penegak hukum dalam menyelesaikan kasus-kasus kriminal, termasuk bencana alam dan konflik, dengan menggunakan metode ilmiah untuk menentukan profil biologis korban, seperti jenis kelamin dan usia. Selain itu, mereka juga berperan dalam memberikan bukti yang dapat digunakan di pengadilan, menjadikannya bagian penting dari sistem peradilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun