"Udah. Lo sekarang ijin ke HRD, mohon kebijakan. Bilang juga lo utang cuti tahun depan ato lo siap ngganti dengan extra hour, siap piket mingguan meski lagi libur piket," tegasku kemudian.
Kemudian dengan sedikit semangat Ari melangkah keluar Ruang Meeting menuju Ruang HRD. Sukses buatmu Kawan, bisikku dalam hati.
Aku kembali ke ruangan kerjaku dan keliling keluar kantor menemui beberapa debitur. Sampai sore saat aku kembali ke Kantor. Tak ada Ari kulihat. Kuperiksa wa-ku. Kubaca pesan Ari : "Tengkyu my friend. Tolong selama gue di Jakarta, lo handle kerjaan gue ya. Semua dokumen udah di meja lo. Ciaoo." Tak kubalas wa Ari. Aku pikir ngga perlu juga.
Saat jam kerja selesai baru kubuka berita-berita tentang banjir di Jakarta. Jakarta sebagai Ibukota Negara yang besar sedang dilumat oleh banjir besar. Ada banyak perdebatan, kritik, kesedihan dan humor satir dari banjir besar Jakarta. Rupanya efeknya juga meluas sampai jauh.
"Selamat menyelamatkan keluarga di Jakarta, Kawan. Tuhan menguatkanmu," bisikku sambil mengakhiri membaca berita-berita tentang banjir Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H