Begitu pesan panjang Mas Aybars sambil menggenggam tanganku di sebuah cafe di bilangan Thamrin Sudirman. Aku memeluknya dengan lembut.Â
"Baiklah sayang" bisik ku sambil menatap matanya yang teduh.
Dan semua janji itu ditepati oleh nya. Â Walaupun pernikahan kami sudah berjalan 3 tahun lebih dan belum dikaruniai momongan rasa sayang kami tidak berkurang satu dengan lainya.Â
Pukul 7:00 pagi terdengar dari kamarku bel ruang tamu berbunyi. Aku memeriksa ponsel yang terhubung dengan cctv rumah. Tampak Bi Astri membuka pintu depan. Aku biarkan dia masuk tanpa aku turun dari tempat tidur. Hal itu sudah biasa , kami sudah percaya dengan Bi Astri sehingga memberinya anak kunci untuk dia gunakan sewaktu waktu. Karena kadang kala jika ingin, saya akan mengikuti Mas Aybars tugas luar kota sekalian honeymoon, begitu selalu kita melewati waktu berduaan penuh cinta layaknya pasangan pengantin baru. Dan Bi Astri akan datang  untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasnya. Kami berdua sayang Bi Astri dan kami juga merasakan Bi Astri sangat sayang pada kami walaupun tak terucap.
" noon...non Jelita, ya ampuun bagaimana ini bisa terjadi non. Keluar Non lihat ini!"Â
Terdengar teriakan Bi Astri panik.Â
 Aku segera keluar kamar dengan masih menggunakan piyama dan sandal yang terbalik. Aku segera ke Balkon tempat Bi Astri berdiri.Â
"Aaaahh ...bunga bunga kesayanganku Bi, oh my God , aku telah teledor Bi"
Dawai ditanganku segera ku buka dan menghubungkan dengan nomer ponsel Mas Aybars. Â "Sayang ayo lekas angkat!" Â Gumamku gusar.
"Sayang semua bungaku rusak kena hujan angin kemarin , aahhh.. gimana ini  kasihan sekali ini lihat lihat, semuanya berserakan di lantai, pot pot banyak yang pecah sayang" Aku memperlihatkan situasi di Balkon kami yang seperti kapal pecah melalui video call dengan suamiku.Â
"Tenang sayang masih bisa diatasi kan, minta tolong Bi Astri  rapikan pecahan pot dengan hati hati ya sayang. Nanti beli pot baru dan tanam kembali sayang, sudah gak apa apa soal pot dan bunga yang penting kalian selamat ya sayang dan sakit perutmu sudah mendingan kan" selalu begitu tanggapan suamiku , tenang dan memberikan jalan keluar tanpa menyalahkan.Â